![]() |
Dyah Arum Sari
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Pascasarjana se Indonesia, Aktivis Perempuan dan Anak, Mahasiswa Program Magister Universitas Negeri Jakarta.
|
Terkait dengan hal itu, Himpunan Mahasiswa Pascasarjana se Indonesia (HMPI) terus berkoordinasi dengan berbagai kalangan dalam upaya pemberian bantuan umum kepada para korban. HMPI turut berduka dan meminta pemerintah meningkatkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional. Sebab gempa ini telah menghancurkan infrastruktur, sarana dan prasarana publik, serta jatuhnya korban meninggal yang berjumlah ratusan jiwa. Tanpa mengurangi rasa penghargaan terhadap upaya dari pemerintah daerah dan segenap jajarannya dalam tanggap darurat bencana, HMPI menilai gempa lombok harus ditetapkan menjadi bencana nasional.
Indikatornya sudah jelas. Karena jika dilihat dari cakupan luas wilayah yang terkena bencana dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat gempa mematikan yang terjadi pada Minggu (5 Agustus) malam tersebut, banyak warga khususnya di Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara kehilangan nyawa, ribuan orang luka-luka, diantaranya adalah perempuan dan anak-anak, mereka kehilangan tempat tinggal, dan bertahan di tenda-tenda darurat, bahkan ada yang terpaksa melahirkan ditenda kesehatan di pengungsian. Dampaknya sangat parah dan berat. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak mampu menangani kondisi pasca gempa ini sendirian. Oleh karena itu, HMPI turut mendorong pemerintah pusat agar bencana ini ditetapkan sebagai bencana nasional, agar membuka palka pasrtisipatif dari institusi-institusi lainnya baik nasional maupun internasional untuk upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa.
Selain itu kami menghimbau kepada masyarakat luas agar terus berperan aktif meningkatkan kepedulian terhadap bencana ini, tetap bergerak cepat dalam pemberian bantuan serta ikut memantau distribusi bantuan agar tepat sasaran.