Sabtu, 21 November 2020

Tubuh Perempuan Dalam Ekonomi dan Kapitalis

                       ILUSTRASI
OPINI, KNEWS - Sekian kalinya aku menuliskan tentang perempuan yang tak hentinya menjadi pusat perhatian baik di dunia nyata mau pun maya.
Kali ini aku ingin membahas perempuan  dalam konteks ekonomi politik tubuh. Dari beberapa tulisan, aku kerap menulis bahwa perempuan adalah peradaban dunia tetapi ia justru menjadi tumbal kapitalis.

Kapitalis modern telah bergerilya untuk menjajahi “Tubuh seorang Perempuan”. Menjadikan perempuan sebagai makhluk konsumeris taat atas produk kapitalisme. Perempuan dibuat semakin tidak sadar atas identitas dirinya, Kapitalisme mempunyai proyek besar menjadikan Perempuan Satu Dimensi sehingga mengakibat kan perempuan tidak lagi percaya diri akan apa yang ia miliki.

Saat ini kecantikan atau idealnya seorang perempuan terlihat ketika ia berwajah glowing, tinggi, mancung dan langsing. padahal ketika kita kembali ke definisi cantik itu adalah relatif atau berubah-ubah namun kendati saat ini berwujud kaku. Hal inilah yang menyebab kan perempuan berlomba-lomba mengpermak tubuhnya agar sesuai dengan definisi ideal kapitalis karena di anggap sebagai solusi.

Dari pakaian perempuan pun di buat beragam untuk menarik perhatian, model nya adalah perempuan yang memenuhi kriteria idel dengan pakian terbuka sehingga muncul stigma baru cantik dan menarik itu ketika sesuai dengan apa yang di tawarkan oleh kapitalis itu sendiri. Kehadiran seorang perempuan di dalam media tontonan atau sosial media telah tereksploitasi contohnya adalah iklan sabun yang di buat sedemikian rupa untuk menarik perhatian konsumen nya dan berbagai iklan lain nya.

Dalam tulisan yang pernah saya buat yakni perempuan di tengah arus fundamentalisme agama sempat saya singgung mengenai otoritas tubuh perempuan yang di Diskriminasi dan dijadikan patung-patung kapitalisme. Tubuhnya yang di anggap sebagai ladang penghasilan, seakan-akan ia adalah mesin yang dipaksakan untuk
dapat menfungsikan tubuhnya sendiri.

Persoalan ini sebenarnya tak kunjung menemui solusi karena masalah tentang perempuan begitu kompleks dan luas mengakibat kan hal ini terus mengambang.
Perempuan hari ini sebenarnya dalam dilema berkepanjangan karena dalam teori ekonomi supply and demand jika ingin laku di pasaran maka harus sesuai dengan permintaan, Maka di analogikan posisi perempuan seperti teori tersebut dan inilah yang menyebab kan perempuan harus mengikuti perkembangan zaman sebab ketika ia tidak seperti itu maka di anggap sebagai ketertinggalan.

Produk dari kapitalis ini sudah menjadi budaya dan mendarah daging di masyarakat itu sendiri sehingga untuk menolak nya sangat sulit. maka patutlah kita disadari bahwa pemberdayaan perempuan dalam kumparan kapitalisme bersifat eksploitasi. Olehnya peran perempuan dibidik sebagai target sentral dan global mengatasi problem kemiskinan yang menjadikan ia sebagai tumbal kapitalis.

Oleh karena itu solusi yang dapat saya tawarkan adalah perempuan mesti banyak belajar agar ia dapat mengaktual kan akal nya sehingga dapat mengurangi pengeksploitasian atas dirinya sendiri dan berani menolak apa yang tidak sesuai dengan jiwa dan tubuhnya. Tuhan telah menganugrahkan keindahan alamiah dalam tubuh seorang perempuan, bagai mana pun itu ia tetap istimewa dan cantik.

Penulis : Wini Marissa

*Tulisan tanggungjawab penuh penulis*

Sebelumnya
Selanjutnya