Kemudian, ada lagi mantan Bupati
Wakatobi yang juga cawagub Sultra, Ir Hugua dan mantan Bupati Buton yang
juga cawagub Sultra, LM Sjafei Kahar. Keempat tokoh tersebut mendaftar
caleg DPR RI lewat kendaraan politik berbeda. HM Saleh Lasata maju lewat
PBB, Rusda Mahmud lewat Demokrat, Ir Hugua gunakan PDIP, dan LM Sjafei
Kahar melalui PPP.
Majunya HM Saleh Lasata dalam perebutan
kursi senayan diungkapkan Ketua Bappilu DPW PBB Sultra, Ruksanan. Kata
dia, mantan bupati Muna sudah didaftarkan di Komisi Pemilihan Umum
(KPU). “Setelah kami kirim ke DPP nama-nama yang diusulkan DPW PBB,
beliau (Saleh Lasata, red) mendapat nomor urut 1,” kata Ruksanan.
Dirinya yakin, PBB Sultra bisa
mendapatkan satu kursi DPR RI. Sebab, ketokohan Saleh Lasata sudah tidak
diragukan lagi. Ditambah lagi, sudah terbukti berprestasi selama
memimpin Sultra. “Pak Saleh Lasata terukur kapasitas dan kapabilitasnya.
Sehingga kami bersyukur punya tokoh seperti dirinya,” jelasnya.
Ruksanan semakin percaya diri bisa
meraih 1 kursi, karena selain mantan Wagub Sultra, juga ada tokoh lain
yang tak kalah hebat untuk mendampinginya. Mereka adalah mantan Wakil
Wali Kota Baubau Wa Ode Maasra Manarfa, mantan anggota DPD RI Muliati
Saiman, KH. Jakri Nabu, Dra. Hj. Mardiana Muhtar, dan Ir. Dinamis Yunus
Makajareng. “Mereka adalah orang-orang terpilih yang tidak diragukan
lagi ketokohannya. Makanya, kami optimis bisa dapat satu kursi DPR RI,”
yakinnya.
Ikut bertarungnya mantan Bupati Buton,
LM Sjafei Kahar di DPR RI dibenarkan Ketua DPW PPP, Rasyid Syawal. Dia
menegaskan, Sjafei Kahar telah resmi didaftarkan ke KPU menggunakan
kendaraan politik PPP. “Namanya (Sjafei Kahar,red), masuk dalam enam
bacaleg DPR RI yang akan bertarung melalui PPP. Beliau memang sudah jadi
kader PPP,” ungkap Rasyid Syawal. Anggota DPRD Sultra ini sangat yakin
ketokohan Sjafei Kahar bisa mendongkrak perolehan suara PPP di Pilcaleg
2019 nanti. “Sjafei Kahar adalah salah satu tokoh terbaik Sultra. Dia
juga baru saja bertarung di pilgub, sehingga pasti masih diingat
masyarakat Sultra. Kami target satu kursi untuk DPR RI,” optimisnya.
Sementara itu, mantan Bupati Wakatobi
dua periode, Ir Hugua sudah jauh hari menegaskan kesiapannya maju
bertarung di DPR RI. Sebagai ketua partai, dirinya optimis bisa mendapat
satu kursi di DPR RI. “Kami sudah daftar di KPU. Mudah-muadahan tidak
ada kendala dan sebenarnya kami bidik dua kursi, tapi kalaupun tidak
sampai, minimal satu kursi,” katanya. Hugua maju lewat PDIP nomor urut
1. Bersamanya, ada Erwin Usman, Nirna Nahmudin, Fajar Lase, Oheo Sinapoy
dan Magdalena Blegur.
Sekretaris PDIP Sultra, Agus Sana’a
menambahkan, pihaknya optimis bisa memperoleh satu kursi di DPR RI.
“Targetnya dua kursi, minimal satu kursi,” ujarnya. Dia juga membenarkan
kalau Ketua DPD PDIP Sultra, Ir Hugua maju bertarung. “Iya, beliau
(Hugua,red) nomor urut 1,” jelasnya.
Majunya Rusda Mahmud sebagai calon
anggota legislatif (Caleg) DPR RI disampaikan Koordinator Wilayah
Indonesia Timur DPP Demokrat, Umar Arsal. Kata dia, keikutsertaan mantan
Bupati Kolaka Utara dua periode mendongkrak perolehan suara partai
berlambang Mercy ini. “Kami optimis bisa melakukan yang terbaik di
Pilcaleg nanti,” ujarnya.
Rusda Mahmud mendapat nomor urut 2,
sedangkan nomor urut 1 tetap dipegang Umar Arsal selaku in cumbent.
Adapun bakal caleg lainnya adalah Lusia Rosa Parapak, Waode Zainab ZT,
Muhammad Arif dan Nisvan S De Silva. Banyaknya tokoh Sultra dan mantan
kepala daerah berebut kursi DPR membuat persaingan semakin ketat.
Ketua DPD Demokrat Sultra, Muh Endang
membenarkan kalau Rusda Mahmud ikut bertarung di DPR RI. “Pak SBY yang
minta agar Pak Rusda dicalonkan di DPR RI,” jelasnya.
Rusda Mahmud juga membenarkan kalau dirinya maju di DPR RI. Mantan
Bupati Kolaka Utara ini optimis bisa lolos ke senayan. “Sudah didafarkan
di KPU,” katanya.
Pengamat Politik Sultra, Dr. Bahtiar
menilai tidak ada yang akan menjadi calon favorit. Sebab,
hitung-hitungan di atas kertas tingkat keerpilihan mereka tetap tinggi.
Pasalnya, masih segar dalam ingatan masyarakat karena belum lama
menjabat atau baru saja maju pilkada. “Peluang mereka untuk lolos
terbuka. Yang penting kantong-kantong pemilih tetap dirawat,” kata
Bahtiar.
Dia menambahkan, majunya para mantan
kepala daerah serta mantan cakada menjadi bukti bahwa hastart politik
mereka maish kuat. “Ini akan menarik untuk ditunggu,” ujarnya. Namun
demikian, lanjut dia, untuk mantan cakada yang telah memperoleh suara di
Pilgub, tidak bisa diklaim sebagai modal dasar yang akan digunakan di
Pilcaleg. “Di pilgub terkonsentrasi pilihan
masarakat ada tiga paslon. Sedangkan di pilcaeg ini, ada 16 parpol yang
punya kepentingan dan banyak caleg. Sehingga, sudah pasti suara akan
terbagi. Jadi, saya menilai persaingan akan ketat,” ungkapnya.
Disamping itu, incumbent yang saat ini menjabat tentu memiliki peluang yang besar untuk terpilih kembali. Pasalnya, mereka sudah memiliki konstituen dan mereka pasti merawatnya. Mantan Dekan Fisip UHO ini menilai, 50 persen incumbent berpeluang karena sudah memiliki kantong suara sendiri. “Tapi secara umum, semua punya peluang sama lolos ke senayan,” imbuhnya.(*)