![]() |
Tim PKM-M dan Warga Setempat |
Salah satunya, tim PKM Fakultas MIPA yang terdiri dari Destiquama selaku Ketua Tim dan Muh. Wahyu, Wardiman sebagai anggota dari jurusan Geografi serta Nurwahidah dari Prodi Pendidikan IPA dan Nurul Maulidya dari Prodi Statistika.
Tim ini dibimbing langsung oleh Amal, S.Pi., M.Si., Ph.D pakar pengolahan hutan mangrove, terbukti dengan memenangkan hibah penelitian dari Kimenritek Dikti seperti Stranas, hibah bersaing, PTUPT dan gibah pengabdian masyarakat seperti IBW, PKM, KKNPPM Desiminasi Teknologi, penerapan teknologi sederhana kemasyarakat.
Tim PKM UNM, risau dengan banyaknya penebangan Hutan Mangrove karena tuntutan ekonomi masyarakat setempat, sehingga mereka berinisiatif untuk memberikan pengetahuan kepada Masyarakat akan pentingnya melestarikan Hutan Mangrove dan pemanfaatanya tanpa merusak ekosistem Hutan Mangrove.
“Kami melihat alih fungsi lahan hutan mangrove dan penebangan Hutan Mangrove untuk dijadikan kayu bakar sehingga kami ingin memperkenalkan nilai ekonomi Hutan Mangrove tanpa merusak ekosistemnya,” Kata Muh Wahyu, salah satu anggota Tim, Senin (17/6).
Program tersebut dilaksanakan di Kelurahan Bontorannu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jenneponto dengan PKK Kelurahan Bontorannu sebagai Mitra.
Destiquama selaku Ketua Tim PKM-M ini menuturkan bahwa programnya secara umum terbagi atas dua yaitu penyuluhan pelestarian hutan Mangrove dan pelatihan ANOBAVE (Aneka Olahan Buah Mangrove ) sebagai upaya pelestarian hutan mangrove.
"Untuk Pelatihan-Pelatihan sebelumnya. Produk-produk yang dihasilkan diantaranya sirup buah mangrove jenis pedada, selai mangrove, Bruguera dan Api-api, kerupuk buah mangrove Bruguera dan Api-api, serta bolu buah mangrove Bruguera dan Api-api," Tuturnya.
Menurut Lurah Bontorannu Karaeng Muslimin STP., MM sehari sebelumnya, mengatakan bahwa program ini sangat bermanfaat karena merupakan pengetahuan yang baru didapatkan masyarakat dan tentu memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
“Program ini merupakan hal baru yang didapatkan masyarakat. Apalagi bahan bakunya cukup banyak didaerah ini tetapi selama ini tidak termanfaatkan. Kedepan kami berharap Tim Pelaksana PKM-M dengan Mitra dapat bekerja sama dalam pemasaran produk,” Pungkasnya, Minggu (16/6).
Inovasi ini berdampak langsung pada peserta pelatihan, hal itu dituturkan salah satu peserta Rosdiana Bunga yang memyanjung rasa hasil olahannya sangat enak padahal prosesnya sangat sederhana.
"Sebelumnya terimakasih kepada Mahasiswa yang telah datang ketempat kami untuk berbagi pengetahuan. Ini tentu sangat bermanfaat kepada kami, apalagi rasa produk yang dihasilkan sangat enak dan pengolahannya yang sederhana meski bertahap,” Ujar Rosdiana yang menunjukkan kekagumannya, Minggu (16/6).
Diharapkan dengan adanya program ini, masyarakat mengetahui manfaat hutan mangrove baik secara fisik, ekologi, maupun ekonomi dengan system sustainable development. TIM PKM-M memberikan alat-alat pengolahan sebagai aset Mitra untuk keberlanjutan program ini. (*)