Perangi Penggunaan Formalin, Begini Inovasi Pengawetan Tahu Secara Alami dari Mahasiswa UNM
MAKASSAR - Tahu memang menjadi kuliner khas diberbagai daerah di Indonesia.
Tahu Tak hanya dijadikan lauk pauk teman nasi hangat dipagi hari, panganan dari kedelai ini pun sering dijajakan dengan menu yang cukup kreatif.
Tentu salah satunya yang masih dibicarakan belakangan ini seperti Tahu bulat hingga Tahu Crispy.
Tekstur tahu yang lembut sekaligus berair membuat rasa panganan satu ini menjadi primadona di Indonesia.
Namun justru karena teksturnya yang lembut dan berair itulah yang membuat tahu tak mampu bertahan lama di suhu ruang.
Hal tersebut membuat tahu cepat basi jika tak dilakukan penanganan lebih lanjut.
Oknum penjual nakal bahkan kerap menambahkan pengawet kimia seperti formalin kedalam tahu, agat usia tahu sedikit lebih lama.
Sudah barang pasti, penambahan Zat kimia semacam itu mampu mengancam kesehatan kita sebagai konsumen.
Dari sini, kita sadar bahwa kita membutuhkan suatu inovasi yang kreatif untuk dapat menambah usia tahu sebelum dimasak atau diolah menjadi hidangan siap makan.
Itulah yang coba ditemukan oleh 3 Mahasiswa Universitas Negeri Makassar ini.
Melalui penelitiannya yang berjudul "Ekstraksi Daun Sirih (Piper betle L) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum) sebagai Alternatif Pengawet Tahu", ketiga mahasiswa ini ingin menciptakan suatu pengawet alami untuk tahu.
Mereka adalah Putri Pratiwi, Sry Nur Wahyuni dan Nur Amalia, Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian (PTP) dan Jurusan Kimia UNM yang mencoba membantu masyarakat dalam permasalahan ini.
Putri Pratiwi, Ketua Tim ini berharap agar nantinya penelitian ini berjalan lancar dan pastinya hasil dari penelitian ini dapat membantu masyarakat secara umum.
"Harapan saya, penelitian kami berhasil dan dapat digunakan oleh masyarakat sebagai pengawet alami pada tahu, sehingga tidak menggunakan pengawet sintesis seperti formalin," ujar mahasiswa Prodi Pendidikan teknologi Pertanain angkatan 2016 ini.
Tim yang dibimbing Dr. Andi Sukainah S.TP., M.Si ini berhasil lolos dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), dan menjadi satu dari sekian perwakilan UNM dalam ajang tersebut.