![]() |
Ilustrasi |
Menurutnya hal tersebut bentuk ketidakpatuhan pemerintah desa untuk mengawal warganya agar tidak berkumpul, malah seolah-olah warga terprovokasi sesuai video yang beredar.
"Seharusnya kepala desa Sengka lebih banyak memberikan pemahaman kepada warga bahwa kasus yg dialaminya tentang pemukulan dan kekerasan terhadap anak itu sudah di proses secara hukum, jangan sampai masyarakat menjadi korban kearogansian oleh oknum Kepala Desa yang saat Ini sudah berstatus tersangka. Oleh karena warga dihimbau untuk tetap dirumah bukannya berkumpul lalu diajak ke Polres, ini menjadi contoh yang buruk apalagi ditengah situasi seperti ini kita di himbau untuk lebih baik berada dirumah,"Ujar Haeruddin kepada awak media, Jumat (17/04/20).
Video yang berdurasi 0.29 detik itu terlihat warga berkumpul lalu seorang yang diduga orator berteriak. Pengambilan video diduga terjadi pada Hari Kamis (16/04/20) pagi sesuai jadwal pemeriksaan Kepala Desa Sengka sebagai tersangka atas kasus kekerasan terhadap anak.
"Bersedia... bersedia untuk ditahan semuanya lalu mengajak warga untuk siap-siap menuju Polres Gowa. Apabila kepala Desa Sengka di tahan dan tidak dibebaskan maka kita akan bersedia ditahan di Kapolres semuanya,.." Ucap yang diduga orator dalam video tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, kabar perkembangan di tersangkakannya Kepala Desa Sengka atas dugaan kasus tindak kekerasan menurut Pihak Kepolisian dalam tahap mediasi. **)