Kualitas Pilkada di Masa Pandemi Covid-19

Ket : Hasrullah, Sekertaris Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kepulauan Selayar.

OPINI, KNEWS - Kualitas demokrasi dan partisipasi masyarakat kembali dipertaruhkan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Selayar tepatnya pada tanggal 9 Desember 2020. Dalam nenyuksesi penentunan Kepala Daerah kala Pandemi Covid-19 dapat terhambat oleh ancaman penyebaran virus Covid-19, namun keputusan politik dan hukum telah diambil dan semua pihak harus menanggung resiko.

Tentu dengan mengoptimalkan protokol Kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya proteksi terhadap kemungkinan penularan Covid-19 yang kemudian itu dapat membuat perhelatan tersebut bertambah jenis kerawannnya yaitu tahapan pemilu, faktor wabah, secara teknis dan politis.

Ada 6 indeks kerawanan pemilu saat wabah :
1. Pemberian uang/barang/jasa ke pemilih untuk memilih calon tertentu saat masa kampanye
2. Pemberian uang/barang/jasa ke pemilih untuk memilih calon pada masa tenang
3. Pemberian uang/barang/jasa ke pemilih untuk memilih calon pada saat pemungutan suara
4. Politik uang kepada pemilih untuk memilih calon tertentu
5. Mahar politik
6. Politik uang kepada tokoh untuk memilih calon tertentu.

Dipertegas oleh Aspinal dan Berenscot mengenai praktik politik uang, kerentanan masyarakat makin parah karena dampak Covid-19 yang menimbulkan krisis ekonomi seperti pemutusan hubungan kerja, dan aktivitas usaha masyarakat.

Diluar persoalan Pandemi Covid-19, saya kira permasalahan dan tantangan klasik berkaitan penyelenggaraan pemilu/pilkada yang selama ini terjadi berpotensi masih akan terus terjadi diantaranya high cost politic (politik berbiaya tinggi), independensi dan profesionalitas penyelanggara, kesadaran politik dan perilaku berdemokrasi masyarakat yang belum memadai, parpol yang dianggap gagal melaksanakan fungsinya, money politic, politisasi birokrasi, pembajakan demokrasi, transaksi bawah tangan antara penguasa dan pengusaha, disparitas janji politik dengan kenyataan, dan lemahnya komitmen serta buruknya moral politisi.

Dalam situasi pandemi, tantangan-tantangan diatas akan menjadi beban yang sangat luar biasa. Tentu saja dalam membangun demokrasi ke arah yang lebih baik perlu sinergitas semua pihak.

Upaya merawat harapan mesti terus disematkan dan dihidupkan dalam diri setiap kita karena harapan masih ada dan selalu ada. Pembangunan demokrasi merupakan kerja semua pihak, kita tidak bisa berpangku dengan keadaan.

Akhir kata, semoga ujian Pandemi Covid-19 segera berakhir, demokrasi semakin membaik, dan rakyat makin sejahtera.

Penulis : Hasrullah, Sekertaris Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kepulauan Selayar.

0 Comments