Penulis : Delmanara
PUISI, KNEWS - (1)Perempuan dengan rambut sebahu
terseok-seok di lorong perumahan
cepat-cepat kakinya melangkah
pada satu cahaya di jalan pekat
Ia memaku di atas tanah
mendongak, barangkali ia lampu jalan itu
entah musim apa, tak jenuh
teguh tak mau kemana
enggan berpesta di tepi jalan Raya
enggan menikmati gemerlap dan riuh suara deru kendara
yang melintas satu-satu
barangkali Ia adalah lampu tunggal itu,
tetap bukan karena ingin
tetap karena didekap butuh-butuh
dari reraga yang berkendara,
berlari, atau mengayuh sepeda di tiap sesi waktu
(2)
perempuan dengan piyama
kakinya terselonjor
sepasang sandalnya terlepas
barangkali ia dua sandal polkadot itu
yang tak lagi menunjuk arah sama
satu barat, satunya timur
satu utara, satunya selatan
barangkali ialah ia
meletakkan arah di kepala
diam-diam berkelana begitu jauh
lupa bila tetap membatu di satu tempat
mengapa tak bersuara dengan alasan tak ingin saling menyakiti?
Siapa mengerti bahasa tanpa kata dan kata tanpa suara?
(3)
Pagi buta ia bangun
membasuh wajah dua tanaman desa
datang dibawa oleh tetua
ia berbisik pada dua kawan baru,
"Mereka tanaman tua, tahu posisimu."
barangkali ia tanaman desa itu
besok-besok ia sesak
aroma kota teramat pekat untuk disesap
Dua tanaman menangis
memohon pulang, tetapi tubuhnya dibubuhi
kepemilikan apa ia punya pilihan?
perempuan itu tersenyum kecut,
mencomot potongan ketiga dari kue
yang nyaris berjamur di kantong piamanya.
0 Comments