Herman Khaeron Sebut Pengelolaan Tepat BIB Dapat Wujudkan Swasembada Pangan Nasional

Wakil Ketua BAKN DPR RI Herman Khaeron saat memimpin Kunjungan Kerja BAKN DPR RI di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024).

KNEWSCOID, Bandung Barat – Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Herman Khaeron, menyatakan dukungannya terhadap swasembada daging sapi sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan kerja ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat, Jumat (15/11/2024), Herman menegaskan peran penting BIB Lembang dalam pengembangan sektor peternakan dan swasembada pangan nasional.

"Balai Inseminasi Buatan Lembang adalah penopang utama swasembada daging sapi. Selain menghasilkan PNBP, lembaga ini mendukung peningkatan produktivitas peternakan," kata Herman kepada Parlementaria.

Herman menjelaskan bahwa Indonesia saat ini masih mengimpor sekitar 400 ribu ton daging sapi per tahun. Ia optimistis bahwa dengan penguatan program inseminasi buatan dan ketersediaan indukan sapi, ketergantungan terhadap impor daging dapat dikurangi secara bertahap.

"Peningkatan produktivitas daging sapi dalam negeri akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja, pengembangan industri pemotongan sapi, hingga potensi ekspor di masa depan," ungkap politisi Fraksi Partai Demokrat tersebut.

Herman menyoroti tiga aspek strategis yang perlu diperhatikan untuk mendukung program swasembada ini, yaitu pencegahan penyalahgunaan keuangan negara, peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan tata kelola yang baik. Ia menegaskan bahwa BAKN akan mengawal pengelolaan keuangan BIB Lembang agar lebih transparan dan efektif.

Namun, Herman juga mencatat bahwa lokasi BIB Lembang saat ini sudah kurang ideal untuk pengembangan produktivitas. "Kawasan ini sudah padat dengan hotel dan kantor. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan lokasi baru yang lebih memadai untuk meningkatkan kapasitas inseminasi buatan," tambahnya.

Menurut Herman, kebutuhan nasional akan semen sapi mencapai 50 juta dosis, jauh di atas kapasitas produksi BIB Lembang dan BIB Singosari yang masing-masing baru mencapai 5,9 juta dosis. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan produksi, baik melalui APBN maupun kerja sama dengan pihak swasta.

"Jika program ini dikembangkan secara maksimal, selain menopang swasembada pangan, juga akan meningkatkan PNBP dan mengurangi ketergantungan pada impor. Kami di BAKN siap mengawal momentum ini agar memberikan kontribusi signifikan bagi bangsa," pungkasnya.

0 Comments