Menteri Agama Ke Rektor PTKN, Jangan Jadi Dosen "Diktator"

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umat memberikan arahan khusus kepada pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama, Minggu (17/11/2024). 
KNEWS.CO.ID, BOGOR – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umat memberikan arahan khusus kepada pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama, Minggu (17/11/2024). Rakernas yang berlangsung selama tiga hari, 15–17 November 2024, ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Agama HR Muhammad Sayfi'i, pejabat Eselon II, Kepala Kanwil Kemenag, serta pimpinan PTKN dari seluruh Indonesia.

Dalam arahannya, Menag Nasaruddin menekankan pentingnya mengasah ketajaman intelektual dan kemampuan akademik para dosen PTKN. Ia mengusulkan untuk memberlakukan satu hari khusus tanpa perkuliahan yang digunakan untuk kegiatan akademik dosen, seperti diskusi hasil penelitian, bedah buku, dan penulisan artikel ilmiah.

"Perlu ada satu hari tanpa perkuliahan. Wajibkan dosen melakukan kegiatan akademik untuk memperkaya wawasan. Dosen tidak boleh hanya mengandalkan diktat kuliah," ujar Menag Nasaruddin di hadapan peserta Rakernas.

Ia menambahkan, dosen harus terus meningkatkan kapasitasnya agar tidak tertinggal oleh mahasiswanya. "Dosen harus berpacu dengan mahasiswa. Kalau dosen tidak memperkaya wawasannya, mereka bisa dilewati oleh mahasiswa," tegasnya.

Menag juga meminta PTKN untuk mempersiapkan talenta mahasiswa agar menjadi generasi multitalenta. Selain menjadi mubalig, mahasiswa juga perlu diarahkan untuk mengembangkan bakat lain seperti seni dan olahraga. "PTKN harus mampu membekali mahasiswa untuk menjadi individu yang multitalenta," katanya.

Menag berbagi pengalaman ketika kuliah di salah satu perguruan tinggi di Amerika. Di sana, ada satu hari tanpa perkuliahan. "Semua fakultas harus buat giat akademik bagi dosen. Sehingga, dosen tidak "diktator" alias hanya mengacu pada diktat perkuliahan," sebutnya.

Arahan lain yang disampaikan adalah pentingnya pengembangan e-Library di lingkungan PTKN. Menag menilai jumlah mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan fisik terus menurun, sehingga inovasi berbasis digital menjadi kebutuhan. "Saya minta e-Library hadir dalam bentuk SuperApps yang memuat koleksi penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi," ujar Menag.

Lebih lanjut, Menag menekankan agar PTKN menjadi produsen gagasan cerdas berbasis riset. Menurutnya, riset dari Litbang Kemenag belum cukup untuk mendukung berbagai kebutuhan layanan masyarakat. Kampus dengan sumber daya manusia yang melimpah diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar.

"Perguruan tinggi yang mampu memberikan sumbangsih nyata kepada masyarakat akan meningkatkan reputasinya. Semua layanan, mulai dari kebahagiaan hingga ketakwaan masyarakat, perlu diukur berbasis riset," pungkasnya.

0 Comments