Hadir mendampingi Menag dalam acara ini, Pj. Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, dan Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat, Adnan Nota. Dalam kesempatan tersebut, Menag menegaskan bahwa program MBG ini adalah inisiatif dari Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran yang bertujuan untuk memastikan semua siswa, baik yang berada di pesantren, madrasah, maupun sekolah umum, dapat menikmati fasilitas makan bergizi secara gratis.
"Program ini tidak membedakan jenis sekolah, baik itu pesantren, madrasah, maupun sekolah umum. Semua sekolah di Indonesia berhak menikmati hasil pembangunan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo," ungkap Menag dalam sambutannya. Ia menambahkan bahwa program ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pendidikan secara merata.
Menag juga mengungkapkan bahwa lembaga pendidikan di bawah Kemenag siap menjalankan program ini secara luas. "Semua lembaga pendidikan binaan Kemenag, termasuk pesantren dan madrasah, akan menjalankan program ini tanpa ada perbedaan," ujarnya. Simulasi ini adalah contoh nyata bahwa program MBG telah mulai diterapkan di lingkungan pendidikan berbasis agama.
Usai meninjau simulasi, Menag bersama para pejabat lainnya juga melakukan kegiatan penghijauan dengan melakukan penanaman pohon di area Pondok Pesantren Nahdlatul Ummat. Menag menegaskan bahwa selain program MBG, Kemenag juga berkomitmen untuk mendukung kegiatan penghijauan sebagai bagian dari tanggung jawab lingkungan. "Kegiatan penghijauan ini merupakan bagian dari Deklarasi Istiqlal yang mendukung upaya lintas agama untuk menjaga lingkungan," jelasnya.
Ia berharap kegiatan penghijauan ini bisa ditiru oleh setiap satuan kerja Kemenag di seluruh Indonesia. "Kami mengajak seluruh satker Kemenag untuk ikut berpartisipasi dalam penghijauan dan penanaman pohon, minimal di lingkungan kantor masing-masing," tambah Menag.
Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Barat, Adnan Nota, menjelaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah dan Kemenag. Ia menekankan bahwa MBG tidak hanya diperuntukkan bagi sekolah umum, tetapi juga untuk pesantren dan madrasah, yang selama ini sudah menerapkan pola makan bergizi meski belum terstandarisasi.
"Seperti yang diungkapkan oleh Pak Menteri, program ini tidak hanya untuk sekolah umum, tetapi juga untuk pesantren dan madrasah. Hari ini, kita mencoba untuk memastikan standar yang baik dalam penyelenggaraan makan bergizi yang lebih terstruktur," ujar Adnan. Ia berharap agar program MBG bisa diterapkan secara merata dan terstandarisasi di semua lembaga pendidikan.
Dengan adanya program Makan Bergizi Gratis ini, diharapkan kualitas gizi dan kesehatan siswa, khususnya di pesantren dan madrasah, akan semakin meningkat. Kemenag dan pemerintah daerah berkomitmen untuk mewujudkan standar kualitas makan bergizi yang tidak hanya sekedar simulasi, tetapi juga dapat diterapkan secara nyata di seluruh Indonesia dalam waktu dekat.
0 Comments