Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag 2024 di Bogor. "DPR dan Kemenag sepakat, tahun ini jemaah akan mendapatkan makanan setiap hari di Tanah Suci. Sebelumnya, ada enam hari tanpa makanan yang disediakan," jelas Hilman pada Sabtu (16/11/2024).
Hilman memaparkan bahwa kebutuhan makanan untuk musim haji 2025 meningkat drastis. "Kami memperkirakan perlu sekitar 5,4 juta porsi makanan siap saji selama puncak haji. Tahun lalu, jumlahnya baru mencapai 1,6 juta porsi. Persiapan ini harus dilakukan dengan baik," ujarnya.
Rakernas tersebut juga dihadiri Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Syafi’i, dan pejabat tinggi lainnya. Nasaruddin mendukung kebijakan baru ini sebagai upaya meningkatkan kenyamanan dan pelayanan kepada jemaah haji.
Selain logistik, Kemenag juga memperkuat aspek edukasi melalui manasik haji. Edukasi ini berfokus pada moderasi beragama dan kerukunan antarmazhab selama di Tanah Suci. "Kami menyiapkan 1.200 hingga 1.500 pembimbing ibadah profesional bersertifikat yang dilatih di berbagai kabupaten/kota," terang Hilman.
Dalam Rakernas, Kemenag juga memperkenalkan inovasi seperti gerakan wakaf melalui aplikasi Satu Wakaf Indonesia. Program ini bertujuan menggalang dana wakaf secara digital, yang diproyeksikan mencapai triliunan rupiah untuk mendukung berbagai program keagamaan.
Menteri Agama menekankan pentingnya persiapan matang untuk memastikan penyelenggaraan haji berjalan lancar. "Kami ingin meninggalkan warisan pelayanan yang lebih baik bagi umat, terutama di bidang logistik dan pembinaan ibadah," kata Nasaruddin.
Dengan berbagai kebijakan baru ini, penyelenggaraan haji 2025 diharapkan menjadi salah satu yang paling optimal dalam sejarah pelayanan haji Indonesia.
0 Comments