KNEWS.CO.ID, JAKARTA – PSSI mencatat sejarah baru dalam membangun federasi sepak bola modern dengan mendapatkan pengakuan resmi dari FIFA untuk National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia. Keputusan ini diumumkan pada Selasa (7/1) oleh Dispute Resolution Chamber FIFA, menegaskan bahwa NDRC Indonesia telah memenuhi seluruh persyaratan berdasarkan NDRC Recognition Principles 2024.
Pengakuan ini merupakan hasil dari proses panjang yang dimulai sejak Mei 2024. Setelah melalui verifikasi ketat dan komunikasi intensif dengan FIFA, NDRC Indonesia diakui sebagai badan arbitrase resmi yang menangani sengketa kontrak dalam sepak bola nasional. Pengakuan ini berlaku untuk periode empat tahun, hingga 6 Januari 2029.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan pengakuan ini sebagai bukti komitmen PSSI dalam meningkatkan profesionalisme sepak bola di Indonesia. "Pengakuan dari FIFA ini adalah hasil dari kerja keras tim kami. Ini membuktikan bahwa PSSI siap mematuhi standar internasional dan melindungi hak-hak pemain, pelatih, dan klub," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (11/1).
NDRC Indonesia, yang didirikan pada tahun 2019 sebagai bagian dari proyek percontohan FIFA bersama Slowakia, Malaysia, dan Kosta Rika, telah menangani hampir 200 perkara hingga akhir periode pertamanya di tahun 2023. Dengan pengakuan ini, NDRC Indonesia menjadi satu-satunya lembaga arbitrase resmi sepak bola di Asia yang diakui FIFA.
Sebagai badan penyelesaian sengketa, NDRC memiliki tugas utama menangani perselisihan terkait hubungan kerja dan stabilitas kontrak antara pemain, pelatih, dan klub. Jika putusan NDRC tidak dipatuhi, PSSI akan menjatuhkan sanksi tegas sesuai dengan regulasi.
Sejak penerapan aturan salary cap di Liga 1 pada musim 2023-2024, iklim sepak bola profesional di Indonesia semakin kondusif. Aturan ini bertujuan untuk mencegah kebangkrutan klub akibat pengeluaran yang tidak terkendali untuk gaji pemain. Pengakuan FIFA terhadap NDRC Indonesia diharapkan semakin memperkuat tata kelola sepak bola yang transparan dan profesional.
FIFA mengingatkan bahwa pengakuan ini bersifat final, namun tetap memerlukan pembaruan setelah masa empat tahun berakhir. Selain itu, setiap perubahan regulasi harus dilaporkan ke FIFA untuk memastikan konsistensi dengan standar internasional yang telah ditetapkan.
Selain Indonesia, hanya empat negara yang mendapatkan pengakuan serupa dari FIFA, yaitu Belgia (RBFA), Inggris (The FA), Prancis (FFF), dan Irlandia (FAI). Status ini menempatkan PSSI di jajaran elit federasi sepak bola dunia yang mengedepankan perlindungan hak-hak pesepak bola dan pelatih.
Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI tidak akan berhenti pada pencapaian ini. "Kami ingin terus meningkatkan kualitas Liga 1 dan mendorong sepak bola Indonesia lebih diperhatikan di dunia. Profesionalisme dan transparansi adalah kunci menuju masa depan sepak bola yang lebih baik," tambahnya.
Pengakuan dari FIFA ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi sepak bola Indonesia, menjadikan Liga 1 Indonesia sebagai kompetisi yang semakin kompetitif dan diminati, tidak hanya di ASEAN tetapi juga di level Asia. Apakah ini langkah awal menuju kebangkitan besar sepak bola nasional? Waktu yang akan menjawab.
0 Comments