Jumat, 16 Oktober 2020

Abdullah Najang dan Iki Paseru Sudah Adu Program, Bagaimana Suara Hati para Pemilih Jelang Musda Mappi Sulamapua?


MAKASSAR, KNEWS
- Ketua Mappi Sulamapua periode 2020-2024, Ahmad Syawal merangkul dua calon penerusnya, Abdullah Najang (kanan) dan Iki Paseru.

Kematangan Abdullah Najang dari segi program tidak lepas dari pengalaman delapan tahun menjadi pengurus inti DPD Mappi Sulamapua.

  
Diatas panggung setinggi 30 sentimeter, Abdullah Najang berdiri. Berdampingan Iki Paseru. Keduanya bakal calon ketua DPD Mappi Sulamapua periode 2020-2024.

Selasa malam (13/10/2020), keduanya tampil kompak. Sama-sama mengenakan kemeja putih berlogo Mappi. Topinya pun sama berwarna hitam ertuliskan "APPRAISER" di depan dan "MAPPI" di belakang, erchandise dari Iki Paseru.

Di Warunk Upnormal itu, Abdullah Najang berstatus tamu dan Iki Paseru tuan rumah. Agendanya dialog interaktif jelang musda Mappi Sulamapua. Istilahnya forum kampanye bagi Iki Paseru. Sebelumnya, Abdullah Najang melakukannya di Red Corner, Jumat malam pekan lalu.

Ada yang mengejutkan pada akhir acara. Pada sesi foto, beberapa senior Mappi memperlihatkan telunjuk. Termasuk Abdullah Najang, sang rival yang mendapatkan nomor urut 2. Terpengaruh kampanye lalu mendukung Iki Paseru, calon nomor 1?

Malam itu, mayoritas peserta yang hadir adalah pendukung nomor 2. Tidak heran jika sesi yel-yel pun dikuasai pendukung Abdullah Najang. Yel-yelnya bukan "pilih nomor 1" atau yang semacamnya.

"Kita appraiser nomor.......," teriak seorang peserta. "Satuuuuu....." Acara pun berakhir. Peserta pulang membawa oleh-oleh topi appraiser dari Iki Paseru. Ada juga merchandise bagi yang mengirim foto acara itu ke Instagram.   

Atmosfernya sangat berbeda antara dialog terbuka Abdullah Najang dengan dialog interaktif Iki Paseru.

Di Red Corner, suasana lebih serius walau tetap diselingi canda tawa. Kepala Cabang Makassar KJPP Abdullah Fitriantoro & Rekan itu menyampaikan presentasi secara lebih terstruktur.

Sementara di Warunk Upnormal, "heboh" dari awal sampai akhir. Ada saja tingkah dan pernyataan Iki Paseru yang memancing peserta -kebanyakan penilai muda- tertawa riuh.

Sebagai kandidat yang mendapat giliran kampanye belakangan, Iki seharusnya bisa memaksimalkan forum itu. Apalagi sudah melihat langsung visi misi dan program rivalnya yang lebih dahulu dapat kesempatan berselang lima hari.

Ternyata antiklimaks. Mulai dari jargon yang ingin Mappi Sulamapua kembali berjaya. Kapan Mappi Sulamapua berjaya? Banyak senior Mappi Sulamapua yang penasaran.

"Bukan berarti pernah berjaya. Maksudnya kita ingin lebih maju lagi," klarifikasi Iki saat memulai presentasinya.

Beberapa program yang disampaikan Iki membuat kening peserta berkerut. Soal kesejahteraan anggota, misalnya jika terpilih, dia akan membangun komunikasi dengan stakeholders bidang keuangan.

Dia mendorong anggota Mappi untuk bermain saham. "Kalau main saham itu enak," katanya.


 

Juga soal pemilikan rumah anggota Mappi. Dia berjanji berkomunikasi dengan REI agar anggota bisa dapat kemudahan KPR. Bunga ringan dan tidak perlu ada DP alias uang muka.

Satu lagi yang sempat mengundang tawa, program olahraga. "Karena sudah ada tenis meja dan futsal, maka kita tambah dengan naik sepeda. Kita gowes setiap bulan pakai baju Mappi dan topi appraiser," katanya yang disambut riuh hadirin.

Program yang sedikit serius yakni pendidikan penilai bisnis. Itu pembeda antara Iki Paseru dengan Abdullah Najang. Dia menganggap ke depan, kompetensi ini dibutuhkan.

"Analoginya, kalau pemilik Warunk Upnormal meminta Anda untuk menilai bisnisnya sekarang, apa jawaban Anda? Seharusnya jawaban kita, siap!" katanya.

Namun, ide itu disambut pesimistis. Umumnya peserta menganggap belum terlalu dibutuhkan. Salah satunya disampaikan Rustam. Menurut dia, pendidikan penilai properti selama ini saja belum maksimal. Bagaimana lagi dengan penilai bisnis dengan modul yang banyak.

Abdullah Najang sependapat bahwa penilai bisnis belum dibutuhkan saat ini. Dia mengutip Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228 Tahun 2019.

Disebutkan bahwa bidang jasa penilaian ada empat, yakni penilaian properti sederhana, penilaian properti, penilaian bisnis, dan penilaian personal properti.

Saat ini di wilayah Sulamapua yang umum dikerjakan baru penilaian properti sederhana dan penilaian properti.

"Namun yang urgen saat ini justru penilaian personal properti berupa mesin-mesin dan peralatan. Belum sampai ke penilaian bisnis karena pengguna jasanya masih sangat kurang," kata Abdullah.

Biasanya yang menggunakan layanan jasa penilaian bisnis adalah perusahaan-perusahaan yang berstatus terbuka (Tbk). Umumnya mereka berkantor pusat di Jakarta.

"Kalau penilaian personal properti itu justru cukup banyak pengguna jasanya. Hampir setiap hari KJPP memperolah penugasan dari bank atau klien untuk menilai mesin-mesin dan peralatan," lanjut Abdullah.

Satu program Iki Paseru yang juga bikin heboh, terkait pengadaan sekretariat. "Kalau ada yang tawarkan tempat malam ini, saya langsung bungkus," kata Iki.

Tantangan bersambut. Salah seorang anggota Mappi, Andi Baso Naim menawarkan markas property building yang kini ditempati KJPP SPR. "Kalau Iki Paseru menang, kita langsung nego harganya," sahut Iki.

Namun, tawaran itu diklarifikasi Irwan, pimpinan KJPP SPR. Dia menyebut, hingga saat ini, tidak ada niat untuk menyewakan ruko tersebut. Hanya akan digunakan sendiri oleh SPR.

Irwan putra Takalar. Sekampung dengan Abdullah Najang. Dia salah satu pengurus dan pengajar di DPD Mappi Sulamapua pada periode 2016-2020.

Kalaupun benar akan disewakan, resistensinya bakal kuat. "Kalau itu terjadi, maka sekret DPD Mappi terkesan tetap nyantol di salah satu KJPP. Seakan-akan DPD ini numpang di KJPP tersebut meskipun sebenarnya bayar," kata Abdullah Najang yang juga bendahara umum DPD Mappi Sulamapua periode 2016-2020.

"Kalau 02 diberi amanah, maka sekretariat akan diadakan dan posisinya netral. Di tengah kota. Area parkirnya cukup," janji Abdullah Najang.

Abdullah Najang Paling Siap

Setelah mendengar pemaparan dua kandidat, para pemilik suara mulai menetapkan pilihan. Umumnya menganggap, program Abdullah Najang lebih realistis dan bisa direalisasikan begitu terpilih nanti.

Robby Oksa Cornelly, misalnya. Kepala Cabang Jayapura KJPP MBPRU itu melihat program yang ditawarkan Iki dan Abdullah cenderung sama. Semuanya mengusung peningkatan kompetensi, membangun kemitraan dengan stakeholders, dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Namun, ada yang menarik dari program Abdullah Najang. Selain nyambung dengan program DPN, dia menjadikan keorganisasian Mappi sebagai salah satu prioritas. Struktur pengurus nantinya tidak ditunjuk karena termasuk pendukung atau tim sukses di musda.

"Jadi merangkul semuanya. Tidak berdasarkan deal-deal tertentu. Biasanya, hanya yang mendukung yang diambil jadi pengurus. Kalau ini benar-benar profesional," kata Robby.

Abdullah juga bertekad mendukung DPN untuk mengegolkan UU Penilai. Walau menjadi tugas DPN, DPD bisa ikut andil. Salah satunya dengan mendekati anggota DPR komisi terkait di wilayah masing-masing.

Di Sulsel, misalnya, ada Amir Uskara yang duduk di Komisi XI DPR RI. Legislator asal Gowa itu posisinya juga cukup kuat karena menjabat wakil ketua umum DPP PPP. Harapannya, para anggota DPR RI ini bisa membantu mendorong lahirnya UU Penilai.

Pendapat serupa diungkap Heru Febrianto. Dia kepala cabang Makassar KJPP Rizki Djunaedy. Dia menyebut, Iki dan Abdullah adalah dua putra terbaik di Mappi. Sama-sama penilai senior.

Namun, dari segi program yang ditawarkan, Abdullah Najang lebih unggul. Lebih memungkinkan untuk direalisasikan. Lebih terukur. Heru juga terkesan dengan program Abdullah yang ingin menempatkan orang yang siap bekerja di struktur kepengurusan Mappi periode 2020-2024.

Soal pendidikan penilai bisnis yang diandalkan Iki, Heru mengatakan tujuannya bagus. Namun, belum dibutuhkan saat ini. Di wilayah Sulamapua masih lebih banyak dibutuhkan penilai properti.


 

Kematangan Abdullah Najang dari segi program, katanya, tidak lepas dari pengalaman. Abdullah dua periode menjadi pengurus inti Mappi Sulamapua. Delapan tahun menjadi bendahara umum.

Rustam dari KJPP MBPRU juga tertarik program Abdullah Najang. Semua program yang ditawarkan tidak muluk-muluk. Sesuai kebutuhan saat ini. Dia menganggap Abdullah sudah membaca masalah-masalah yang timbul selama ini.

Sikap kepala cabang Makassar KJPP Abdullah Fitriantoro yang lebih banyak mendengar masukan, juga jadi poin tersendiri. Dia menyiapkan kuping untuk mendengar curahan hati anggota yang lama terpendam.

"Ini yang menarik. Pak Abdullah tidak jalan sendiri. Keberhasilan yang dicapai nanti itu bukanlah hasil kerja sendiri, melainkan ada sumbangsih pemikiran dari anggota juga," kata penilai muda ini.

Soal upaya memasukkan program studi penilai ke perguruan tinggi, Rustam sangat berharap terealisasi. Sebaiknya jangan terpaku ke Unhas. "Jika Unhas tidak bisa, maka kita bisa ajak perguruan tinggi lain," katanya.

Dia optimistis, penilai bisa masuk jadi salah satu prodi di perguruan tinggi. Apalagi dua "saudaranya" sudah lebih dahulu masuk, yakni aktuaris dan akuntansi.

Dukungan tak hanya datang dari KJPP. Penilai perbankan juga bersimpati. Avi Ardianto dari CIMB Niaga, salah satunya. Walau kedua bakal calon sama-sama bagus, katanya, pasti ada yang lebih bagus.

Ada harapan pengurus Mappi periode empat tahun ke depan bisa lebih adil. Selama ini, penilai perbankan kurang mendapat perhatian. Bahkan diabaikan. Mereka pun jadi minder.

"Kalau ada pendidikan, kita baru tahu informasinya pada detik-detik terakhir. Kalau ada pertandingan olahraga, kita tidak dilibatkan," curhat Avi.

Dia mengaku, unek-unek itu sudah disampaikan langsung kepada Abdullah Najang. "Pak Dul menerima dengan baik sekali. Mudah-mudahan kami tidak lagi jadi anak tiri di Mappi," katanya.
(Ril/RA)

Sebelumnya
Selanjutnya