SINJAI, KNEWS - Komite Pusat - Gerakan Revolusi Demokratik (KP-GRD) kembali angkat bicara soal beberapa paket pengerjaan pembangunan infrastruktur jalan dan talud yang ada di Kabupaten Sinjai.
Pasalnya, beberapa titik proyek pengerjaan tampak mengalami kerusakan dan ambruk akibat diguyur hujan meski hanya beberapa jam.
Salah satu contoh kasus yang baru-baru ini terjadi di Desa Batu Belerang, Kecamatan Sinjai Borong (26/11). Ambruknya talud tersebut mengakibatkan sebagian tepi jalan ikut amblas. Diperkirakan sepanjang 100 meter talud yang ambruk, pasir dan batu gunung ikut berserakan di tengah jalan.
Anggota Depertemen Agitasi dan Propaganda (Agitprop) KP-GRD, Faisal Takwin mengaku bahwa dari awal-awal pengerjaan pihaknya telah memberi “Warning” kepada Dinas PUPR atas beberapa temuan lapangan terkait beberapa proyek pembangunan jalan yang diduga beberapa titik dikerja asal-asalan dan terindikasi dikorupsi.
"Dari awal kami telah memberi “Warning” kepada pihak-pihak terkait, agar berhati-hati dalam melakukan pengerjaan infrastruktur tersebut, karena anggaran yang digunakan berasal dari APBD atau rakyat itu sendiri, sehingga orientasinya harus tepat sasaran dan betul-betul dinikmati manfaatnya oleh masyarakat,” tegas Faisal, Sabtu (28/11/20).
Lebih lanjut, Dirinya menyampaikan bahwa beberapa temuan dari proyek pengerjaan jalan sangat jauh dari kualitas dan berbanding terbalik dengan anggaran yang digelontorkan.
"Kegiatan tersebut diduga ada proses pengerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur dan proses kemufakatan jahat yang disengaja maupun tidak disengaja untuk kemudian meraup keuntungan yang lebih besar dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku," ucapnya.
Maka dari itu, KP-GRD memastikan dengan lebih tegas akan melaporkan sesuai fakta pengerjaan dan temuan yang diduga kuat sarat akan indikasi korupsi.
“Kami KP-GRD telah mempersiapkan segala bukti sebagai bahan laporan. Oleh sebab itu, kami segera melaporkan dugaan praktek-praktek kemufakatan jahat yang termasuk Extra Ordinary Crime (kejahatan luar biasa) yang diduga dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab serta sangat merugikan Masyarakat Kabupaten Sinjai, berikut Negara itu sendiri,” tutur Faisal.
“Awal bulan desember kami akan resmi melaporkan dugaan tindak pidana korupsi tersebut, semoga dengan upaya ini adalah wujud transparansi mendorong pihak berwenang dan pemerintah memberantas korupsi agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, sehingga sejalan dengan nawacita revolusi birokrasi,” tutupnya.
Terpisah, Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa (ASA) mendapat respons cepat dia memerintahkan agar kerusakan itu segera diperbaiki serta juga ikut menyesalkan kerusakan jalan itu sebelum diserahterimakan ke Pemerintah Kabupaten Sinjai.
"Kita minta rekanan agar segera membangun kembali yang rusak itu," kata Andi Seto.
Bahkan, kata ASA, ia memerintahkan inspektorat untuk segera mengawasi pelaksanaan pembangunan jalan di daerah pelosok Sinjai itu.
" Kalau perlu diperiksa semua yang bermasalah," katanya.
Oleh karena itu, lulusan Magister Monash University, Australia ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang aktif mengawasi pengerjaan infrastruktur ini.
"Tentu hal ini dilakukan agar pengerjaan jalan di Kabupaten Sinjai bisa tahan lama dinikmati oleh masyarakat. Terutama menumbuhkan roda perekonomian masyarakat," ujarnya.
Jalanan ini baru saja rampung dikerja awal November bulan ini. Akses jalan tersebut menghubungkan poros Desa Batu Belerang ke Ibukota Kecamatan Sinjai Borong dan ke kampung pembudidaya tanaman tembakau Ma'ra.
Jalan tersebut sudah puluhan tahun didambakan masyarakat mulus seperti jalan lainnya di Kabupaten Sinjai.
Warga setempat mengungkap bahwa jalan ini pernah mengalami kerusakan, bahkan diungkapnya bahwa kuda pun menjerit melewati jalan tersebut jika sedang membawa muatan.
(Haeril)