Kamis, 31 Desember 2020

Perempuan dan Tiga Potong Ceritanya

                  Penulis : Delmanara
PUISI, KNEWS - (1)Perempuan dengan rambut sebahu

terseok-seok di lorong perumahan

cepat-cepat kakinya melangkah
pada satu cahaya di jalan pekat

Ia memaku di atas tanah

mendongak, barangkali ia lampu jalan itu

entah musim apa, tak jenuh

teguh tak mau kemana

enggan berpesta di tepi jalan Raya

enggan menikmati gemerlap dan riuh suara deru kendara
yang melintas satu-satu

barangkali Ia adalah lampu tunggal itu,

tetap bukan karena ingin

tetap karena didekap butuh-butuh

dari reraga yang berkendara,

berlari, atau mengayuh sepeda di tiap sesi waktu

(2)

perempuan dengan piyama
kakinya terselonjor 

sepasang sandalnya terlepas

barangkali ia dua sandal polkadot itu

yang tak lagi menunjuk arah sama

satu barat, satunya timur

satu utara, satunya selatan

barangkali ialah ia

meletakkan arah di kepala 

diam-diam berkelana begitu jauh

lupa bila tetap membatu di satu tempat

mengapa tak bersuara dengan alasan tak ingin saling menyakiti?

Siapa mengerti bahasa tanpa kata dan kata tanpa suara?

(3)

Pagi buta ia bangun

membasuh wajah dua tanaman desa

datang dibawa oleh tetua

ia berbisik pada dua kawan baru,

"Mereka tanaman tua, tahu posisimu."

barangkali ia tanaman desa itu

besok-besok ia sesak

aroma kota teramat pekat untuk disesap

Dua tanaman menangis

memohon pulang, tetapi tubuhnya dibubuhi

kepemilikan apa ia punya pilihan?

perempuan itu tersenyum kecut,

mencomot potongan ketiga dari kue

yang nyaris berjamur di kantong piamanya.

Sebelumnya
Selanjutnya