Selasa, 24 Agustus 2021

INJI Warrior Camp, Cara STFJ Membentuk Kader Jurnalis Lingkungan

LANGKAT, KNEWS– Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ) mendampingi para mahasiswa untuk ikut dalam pelatihan Independent Nature Journalist Indonesia (INJI) Warrior Camp yang akan di gelar di Explore Sumatera Camp, Jalan Perkebunan Desa Durian Lingga, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara mulai Minggu 22-28 Agustus 2021. 

Pelatihan digelar dengan protokol kesehatan yang cukup ketat. Sebelum memulai kegiatan, semua peserta harus mengikuti tes swab antigen COVID-19. 

Direktur  Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ), Rahmat Suryadi menjelaskan, saat ini jurnalis yang fokus dengan isu lingkungan sangat terbatas jumlahnya. Untuk itu, INJI Warrior Camp menjadi wadah para mahasiswa mengorientasi diri menjadi jurnalis yang fokus dengan isu tersebut.

“Konservasi ini harus menjadi isu yang digarap bersama. Perlu ada pengawalan dari media agar publik mendapat informasi yang sesuai dengan fakta di lapangan,” jelasnya.

Dengan demikian, Rahmat Suryadi berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat melahirkan jurnalis handal yang punya segi konservasi bagi lingkungan.

“Kita ingin INJI Warrior angkatan pertama ini menjadi para jurnalis andal yang punya perspektif konservasi lingkungan,” ungkapnya, Senin (23/8/2021).

Mengawali pelatihan, materi diisi oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jefry Susyafrianto yang menjelaskan terkait soal regulasi pada konservasi lingkungan.

"Saat ini, Indonesia memiliki 22,7 Juta Hektare lahan teresterial dan 20,8 juta Ha perairan yang ditetapkan sebagai wilayah konservasi. Statusnya, mulai dari, Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Tawan Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Taman Buru, Kawasan Konservasi Laut Daerah dan Kawasan Ekosistem Esensial. Kawasan ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari sisi spesies, jumlahnya cukup banyak dan mungkin masih banyak yang belum ter-eksplore,” ungkapnya.

Pelatihan tersebut bekerjasama dengan berbagai lembaga, yakni Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Tropical Forest Conservation Act (TFCA), Leuser Conservation Partnership (LCP), Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, Orangutan Information Centre (OIC), Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Petai, Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic), Wildlife Conservation Society (WCS), Conservation Respon Unit (CRU) Aceh dan Explore Sumatera.

Untuk menambah kapasitas intelektual para peserta, STFJ menghadirkan sejumlah pemateri yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Mulai dari soal jurnalistik dasar, konservasi hingga materi yang fokus pada satwa langka dilindungi, seperti orangutan, gajah hingga harimau Sumatra.

Sebelumnya
Selanjutnya