Api Abadi Obor Asian Games Mati Ditangan Jokowi, Sejumlah Komentar Kaitkan Pilpres 2019

KNEWS, JAKARTA - Kirab obor (torch relay) Asian Games 2018 di Istana Merdeka pada Jumat, 17 Agustus 2018, sempat diwarnai insiden padamnya api obor saat dibawa Presiden Joko Widodo atau Jokowi Momen ini terjadi saat Jokowi membawa obor dari depan gerbang Istana.

Mulanya obor Asian Games ini tiba di Istana setelah beberapa hari sebelumnya dibawa berkeliling Jakarta. Pembawa obor, yakni atlet peraih emas kejuaraan dunia badminton 1980 Verawati Fajrin menyerahkannya kepada Presiden Jokowi tepat di depan pintu gerbang Istana Merdeka.

Jokowi yang ditemani Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi melanjutkan membawa obor itu dengan berlari kecil menuju depan gedung Istana Merdeka. Namun belum lama mereka bergerak, api di obor tersebut padam lantaran angin yang sempat berhembus kencang.

Langkah Jokowi dan Imam pun terhenti. Keduanya menunggu panitia untuk menyalakan obor itu lewat menyambungkannya dengan obor yang dibawa Verawaty. Api kembali menyala. Jokowi dan Imam melanjutkan perjalanannya hingga tempat yang dituju.

Tepat di depan gedung Istana Merdeka, Jokowi menyerahkan obor itu kepada Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir. "Semoga api Asian Game ini menjadi lambang dan simbol persahabatan, simbol sportifitas dalam perhelatan Asian Games 2018," kata Jokowi. "Siap laksanakan," jawab Erick.

Erick melakukan kirab obor menuju Monumen Nasional untuk diinapkan semalam. Keesokan harinya, obor akan dibawa ke kompleks Gelora Bung Karno untuk upacara pembukaan Asian Games 2018.

Lebih lanjut, Terkait peristiwa tersebut ada yang mengaitkan dengan kontestasi pilpres 2019, beragam komentar oleh masyarakat salah satunya, Iwan mengatakan "bahwa ini pertanda pamor Jokowi akan redup di 2019, alias akan kalah". Ada juga yang mengomentari "Pertanda akan padam jua kekuasaannya Jokowi pada tahun 2019", sebut Bayan mengomentari.

Namun, ada juga komentar yang memberi pembelaan, "Kemarin dibawa Hamish Daud juga mati,  Gak ada yang abadi di dunia ini, selain perubahan", sebut agustina dalam komentarnya. Beragam komentar masyarakat itu tentu masih membutuhkan kajian mendalam, tetapi sekali lagi kembali kepada masyarakat yang memiliki pendapatnya masing masing, yang tentunya perbedaan politik tidak menjadikan sekat sesama anak bangsa. (*)