![]() |
Ketum GSM |
Pasalnya paska musim tanam padi seperti ini, petani sangat memerlukan pupuk untuk memupuk tanamannya tapi justru tidak ada pupuk di pengecer. Disinyalir oleh sejumlah petani kelangkaan ini terjadi karena pupuk telah di borong oleh oknum pedagang
Hal ini di keluhkan oleh sejumlah petani di Desa Turungan baji (Jumat 19/6/2020) yang hendak mengambil jatah pupuknya sesuai dengan di RDKK, tapi pulang dengan tangan hampa.
"Kami dari sana di pengecer tapi pupuknya sdh tdk ada padahal jatah kami belum ada yang kami ambil, jadi terpaksa kami beli dari pedagang dengan harga tinggi. " Ungkap salah seorang petani inisial ISL dengan nada kesal.
Dikonfirmasi terpisah pihak pengecer yang menangani tiga desa yakni Desa Bonto salama, Desa Turungan baji dan desa Terasa, enggang menanggapi, hingga saat ini belum ada konfirmasi yang jelas terkait permasalahan ini.
Olehnya itu petani sangat berharap pihak terkait yakni Dinas Perindag turun mengawasi masalah ini mulai dari tingkat distributor sampai ke pengecer sehingga tidak ada lagi masalah-masalah seperti ini yg di alami petani terlebih dalam kondisi seperti ini.
![]() |
Ilustrasi Pupuk |
"Kalau seperti itu, pemerintah daerah telah sengsarakan petani. Bagaimana kalau padi gagal panen gegara tidak ada pupuk. Bagaimana pangan mau bagus? Kalau seperti ini,"Ujarnya, Jumat (19/06/20).
Lanjutnya,"terutama pola distribusi, ini memang rancuh bagaimana bisa pupuk di kelola oleh dua dinas, ini supaya apa? Supaya distribusi lambat? Atau mau main-main proyek?,"Pungkasnya
Hidayat sapaan akrabnya menekankan dinas terkait terutama pada penyaluran pupuk Dinas Perindag Kabupaten Sinjai segera menindak onkum-oknum yang merugikan petani.
"Dinas terkait segera tindak itu oknum yang bermain, kalau gak mampu kasi solusi lapor ke Bupati supaya anda juga diganti,"Tegasnya.