Buku "Menjadi Guru Ala Nabi" Siap Jadi Pedoman Pendidikan di Kemenag

Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi atas terbitnya buku “Menjadi Guru Ala Nabi: Cara Islam Mendidik dan Melahirkan Generasi Hebat” yang disusun oleh tim penulis di bawah koordinasi Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementerian Agama.
KNEWS.CO.ID, Jakarta  Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan apresiasi atas terbitnya buku “Menjadi Guru Ala Nabi: Cara Islam Mendidik dan Melahirkan Generasi Hebat” yang disusun oleh tim penulis di bawah koordinasi Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementerian Agama. Buku ini diharapkan menjadi pedoman penting bagi guru, ustadz, mudarris, dan tenaga pendidik lainnya dalam meneladani metode Nabi Muhammad SAW dalam mendidik generasi yang cerdas, berkarakter, dan berbudi pekerti mulia.

Pada Malam Puncak Peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta pada Jumat, 29 November 2024Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa buku ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang peran guru dalam Islam serta bagaimana metode Nabi Muhammad SAW dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. "Buku ini bukan hanya memberikan wawasan tentang metode pendidikan, tetapi juga tentang bagaimana cara Nabi mendidik dengan kasih sayang, menghasilkan generasi yang hebat," ujar Menag.

Dalam hal pendidikan, Menag menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah figur yang paripurna dalam mendidik. "Melalui kepiawaian Nabi dalam mendidik, lahir generasi sahabat yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Mereka menjadi bukti nyata keberhasilan pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan pembentukan karakter," jelas Nasaruddin.

Buku ini memaparkan metode pendidikan yang digunakan Nabi Muhammad SAW berdasarkan Al-Qur’an, serta bagaimana cara Rasulullah mengajarkan ilmu pengetahuan sekaligus membentuk karakter generasi yang tangguh. Menag berharap buku ini akan menjadi referensi pendidikan Islami yang dapat diadaptasi oleh para pendidik di Indonesia. "Kami berharap buku ini bisa menjadi pedoman dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan beriman," tambah Menag.

Abu RokhmadDirektur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, menambahkan bahwa pendidikan ala Nabi berkaitan erat dengan kerja sama antara guru, siswaorang tua, dan komunitas. "Pendidikan yang efektif membutuhkan sinergi dari semua pihak agar bisa menghasilkan generasi yang inovatif dan kolaboratif," ujar Abu Rokhmad.

Abu Rokhmad juga menyoroti betapa pentingnya pendidikan Islami dalam membangun karakter bangsa. Tokoh-tokoh besar Indonesia seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan menjadi sumber inspirasi yang memperkaya sistem pendidikan Indonesia, menciptakan fondasi kuat yang relevan untuk membangun generasi unggul. "Visi dan kontribusi mereka terus memengaruhi pendidikan Indonesia hingga kini," jelasnya.

Thobib Al AsyharDirektur GTK Madrasah, menyatakan bahwa jika setiap lembaga pendidikan memiliki setidaknya 20% guru yang mampu meneladani Nabi Muhammad SAW, maka akan lahir generasi unggul yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. "Buku ini dapat menginspirasi para guru untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dengan kasih sayang dan nilai-nilai Islami," ungkap Thobib.

Buku “Menjadi Guru Ala Nabi” resmi diluncurkan pada acara "Gurunesia: Malam Puncak Hari Guru 2024" di Jakarta pada 28 November 2024. Sebelumnya, buku ini juga dibedah dengan menghadirkan Faried F. Saenong, Stafsus Menag, dan Ulinnuha, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta, yang memberikan wawasan tentang pentingnya mengintegrasikan metode Nabi dalam pendidikan modern.

Dengan peluncuran buku ini, diharapkan para pendidik di Indonesia dapat semakin memahami cara mendidik yang islami dan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya pintar secara akademis tetapi juga memiliki akhlak mulia dan karakter kuat.

0 Comments