Acara ini mengangkat tema "Transcontinental Training: Advancing Indonesian Education Through Australian Personalised Learning Practices", dan dihadiri oleh tim pengajar dari Universitas Canberra, termasuk Assoc. Prof. Dr. Maya Gunawardena, Dr. Emily Hills, dan Dr. Sitti Patahuddin. Mereka akan memberikan pelatihan dalam Personalised Learning yang telah terbukti sukses di Australia.
Mastuki menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen BMBPSDM dalam meningkatkan mutu SDM dan pembelajaran di Indonesia. "Mutu pembelajaran sangat ditentukan oleh mutu pengajar, yakni widyaiswara," ujarnya. Menurutnya, program ini memberikan pengalaman internasional pertama bagi widyaiswara sebagai bagian dari program perdana Kemenag.
"Shortcourse ini adalah peluang yang harus disyukuri oleh para peserta. Narasumber dan trainer dari Universitas Canberra akan memfasilitasi peserta untuk mengembangkan kompetensinya dalam Personalised Learning," tambah Mastuki di Bali. Ia juga mengingatkan bahwa di era digitalisasi dan teknologi, peran manusia dalam pembelajaran tetap sangat penting.
Dr. Sitti Patahuddin dari Universitas Canberra menyatakan antusiasmenya atas kerjasama ini. "Kami sangat bersemangat menyambut kedatangan Tim Kemenag. Personalised Learning di Australia adalah program ICT yang membangun kerjasama antara guru dan peneliti. Kami yakin Personalised Learning bisa berkembang lebih maju di Indonesia karena Indonesia adalah negara besar," jelasnya.
Munir dari Tim Inovasi menambahkan bahwa kerjasama dengan Australia akan berlangsung hingga tahun 2031. "Para peserta diharapkan bisa menjadi mitra dalam program-program yang akan dilaksanakan oleh Tim Inovasi ke depan," ujarnya. Tim Inovasi juga berkomitmen untuk mendukung pengembangan lebih lanjut dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kemenag berharap melalui kegiatan ini, para widyaiswara akan semakin percaya diri dan termotivasi untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensinya. Shortcourse ini diharapkan tidak hanya memberikan pengalaman internasional tetapi juga memberi dampak positif pada peningkatan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Penyelenggaraan shortcourse ini juga menekankan pentingnya pengembangan kompetensi pengajar sebagai langkah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan bekal ilmu yang didapatkan dari program ini, para peserta diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pendidikan di tanah air.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi para widyaiswara untuk memperluas wawasan dan keterampilan mereka, serta menjadikan mereka agen perubahan yang dapat mengimplementasikan pendidikan berbasis teknologi di Indonesia.
0 Comments