Kamis, 30 Juli 2020

OPINI : Hati-hati, Dajjal Telah Muncul


OPINI, knews.co.id - Dajjal merupakan satu tanda akhir zaman yang telah diberitahukanNya kepada umat manusia, namun pada saat sekarang ini Dajjal mewujudkan dirinya pada 3 konsep era revolusi industri 4.0 yakni Dajjal sebagai oknum, Dajjal sebagai gejala sosial budaya global, dan juga Dajjal sebagai alat kekuatan gaib. Yang dimana Dajjal dalam bahasa Arab artinya menipu, juga mencurangi.

Membahas perihal dajjal sebagai oknum, gejala sosial budaya global, dan kekuatan gaib tentunya kita akan membahas konsep yang ia bangun seperti apa? Sebab jelaslah sebelum si Dajjal sendiri muncul, harus tersedia sistem yang mapan beserta para pengurusnya, yang siap mendukung dan menaati Dajjal dengan keberadaan sistem dan para pengurusnya itu.

Merenungkan Dajjal sebagai kekuatan gaib, kehadiran kekuatan ini ditandai dengan kehadiran makhluk dari alam lain yang menguasai manusia, atau sebagaimana terkadang jin merasuki orang atau binatang. Boleh jadi, Dajjal sebagai kekuatan gaib, seperti jin, menjelma sebagai manusia atau binatang tanpa perlu merasukinya, cukup dengan menyerupainya.

Ada juga kemungkinan bahwa penjelmaan Dajjal sebagai kekuatan gaib adalah jadi-jadian dari sekelompok jin kafir, artinya bukan sesosok makhluk baru. Tidak diketahui alam asal mereka. Sebenarnya diketahui bahwa ada banyak alam.

Tanda bahwa perasukan telah terjadi bahwa kita menyaksikan sejumlah 
besar manusia atau kelompok-kelompok manusia, semuanya berlaku seolah satu tubuh, seakan tak punya jati diri. Walaupun mereka nampak sebagai manusia namun perilakunya sama sekali tidak manusiawi. Karena sisi Dajjal sebagai kekuatan gaib berada di Alam Gaib, maka pengetahuan mengenainya hanya bisa diperoleh dan mereka yang punya sarana ke Alam Gaib.

Namun dengan mengamati bagaimana-perubahan-perubahan yang terjadi pada keadaan sosial budaya dunia, terutama di abad ini, dan dengan mengamati bagaimana cara hidup masa kini, maka kita bisa memperoleh bukti dari alam nyata yaitu alam yang bisa ditangkap oleh panca indera kita bahwa pengambilalihan telah dan sedang terjadi. Dengan kata lain, kita dapat mengenali ciri-ciri Dajjal sebagai kekuatan gaib, dengan meneliti Dajjal sebagai gejala sosial budaya global.

Apabila kita kaji sisi Dajjal sebagai gejala sosial -budaya global, kita akan 
saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat, alasannya sangat sederhana karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan.

Dalam seratus tahun yang terakhir, telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat luar biasa di muka bumi. Pengelompokan sosial yang biasa berlaku di seluruh dunia, yaitu masyarakat berpola pedesaan, yang terbentuk dari keluarga-keluarga yang saling mengenal dan saling membantu -baik di antara warganya maupun antar pedesaan kini dengan pesatnya telah terkikis dan kehilangan sifatnya.

Kini, di kota-kota besar, setiap insan semakin terkucil dari jati dirinya, dari manusia di sekitarnya, dan dari pengenalan kepada Allah mereka sekedar menjadi sebuah roda gigi yang sibuk dalam proses produsen-konsumen, yang apabila tidak sedang bekerja atau tidur, mereka hampir selalu terjebak dalam pencapaian fatamorgana pemuasan diri yang kekanak-kanakan dan tak ada habisnya, ini menjamin bahwa manusia tidak akan punya banyak waktu untuk merenung dan bercermin tentang dari mana dan akan kemana dia, juga tak ada waktu untuk mencoba membebaskan diri dari jeratan rutinitas kehidupan yang membelitnya.

Semuanya dilaksanakan atas nama kemajuan, pemberadaban masyarakat terbelakang, atau demi peningkatan mutu kehidupan, namun, pada hakikatnya gaya hidup baru itu pasti terkait dengan teknologi baru, dan pasti juga terkait dengan pelecehan pada ilmu hakiki, yang para kafir sebut sebagai pendidikan dan melek huruf itu. Semuanya merupakan tanda terkikisnya atau berakhirnya transaksi kemanusiaan yang sejati di daerah tersebut.

Adapun penduduk asli yang tidak bisa dipakai, akan sengaja digusur atau dibasmi dengan aneka penyakit menular atau virus-virus baru, yang mereka belum miliki penolak alaminya. Sistem kafir, yaitu sistem Dajjal memakai manusia hingga mereka sudah tak dapat dimanfaatkan lagi oleh sistem itu -kemudian habis manis sepah dibuang. Manusia diberi nomor-nomor dan diperlakukan bagaikan mesin, toh mesin lebih mudah dikendalikan daripada manusia.

Mesin berserah-diri kepada apa pun yang kita lakukan kepadanya tanpa mengeluh, selama mereka dipelihara dengan baik. Tak ada gunanya untuk berlaku manusiawi kepada mesin, karena mesin-mesin tidak dapat bereaksi seperti manusia. Mesin kita gunakan hingga daur hidupnya usai, kemudian kita “buang” yang itu untuk “diganti” dengan yang ini -begitulah seterusnya hingga datang saatnya kita sendiri perlu diganti.

Hanyalah mungkin menganggap manusia bagaikan mesin, karena sebagian besar khalayak dalam sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, memang sudah menjadi mesin. Mereka yang konon sangat bergembira dengan adanya sistem kafir ini, yaitu sistem Dajjal, adalah mereka yang sudah terjajah dengannya, dan adalah bukti nyata perwujudan Dajjal sebagai gejala sosial budaya global dan Dajjal sebagai kekuatan gaib, merekalah yang akan langsung mengenal, mendukung dan menjadi pengikut si Dajjal saat ia muncul, dan adalah mereka bakal diperuntukkan ke Api.

Sebaliknya, mereka yang tidak mau menerima sistem Dajjal adalah mereka yang belum terjajah, yang Insya Allah bila mereka belum menjadi Muslim akan segera menjadi Muslim, yang akan langsung mengenal, mendukung dan menjadi pengikut Mahdi di saat kemunculannya, dan adalah mereka bakal diperuntukkan ke Taman. Anda bisa berpihak pada sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, atau menentangnya. Jika anda menentangnya, berati anda berada di jalan Islam.

Jika anda tidak mengingkari jalan Islam -dan anda harus mencari hakikatnya, karena jalan Islam tidak seperti yang digambarkan sistem pendidikan dan sistem media maka anda diperuntukkan bagi jalan Islam. Tak seorang pun bisa membawa anda ke dalam islam, dan tak seorang pun bisa menjauhkan anda dari Islam. Allah adalah sebagaimana prasangka hambaNya, kita semua adalah hamba-hamba Allah, dan di dasar sanubari kita menyadari ini.

Karena ketika Allah menciptakan kita dari nurnya Muhammad, Allah berhrman pada seluruh arwah, atau nyawa, dari seluruh manusia yang akan pernah datang dan pergi dari kehidupan, “Bukankah Aku Rabb kalian?” -‘Alastu bir’Rabbikum?” kemudian semua menjawab “Ya kami bersaksi” -“Balaa syahidna.” Pertanyaan dan jawaban ini selalu bergema di hati setiap manusia. Di dasar sanubari, siapa pun yang mu’min mengingat ini, sedangkan siapa pun yang kafir mengingkari ini dan berpura-pura itu tak pernah terjadi.

Terakhir, penulis menyampaikan pesan ikutilah nurani anda. Lakukan apa yang bisa. Anda akan tergiring pada apa yang anda cintai, Anda akan ditolak oleh apa yang anda benci. Anda akan melakukan apa yang harus anda lakukan. Jangan mengingkari hati anda. Tak seorang pun bisa mengganti takdir anda, Hanya saat ini yang mengetahui apa jadinya saat ini.

Dan mengenai sisa umur anda yang belum tersibak, saat demi saat, jam demi jam, hari demi hari, dan sebagaimana perubahan yang datang dan pergi, satu dengan yang lainnya, masing-masing yang nanti begitu tak terduga, masing-masing yang kini begitu cepat, masing-masing yang lalu begitu tak nyata, maka janganlah lupa, tapi ingatlah, dan bila anda lupa, ingatlah,

 Penulis : Wayyu (Pensa), Jurusan Hukum Tata Negara – UINAM.

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis *

Sebelumnya
Selanjutnya