Minggu, 21 Februari 2021

SAKTI Gelar Bazar dan Dialog : Demokrasi Dimasa Pandemi


GOWA, KNEWS - Serikat Aktivis Indonesia (SAKTI) menggelar kegiatan Bazar dan Dialog di warkop Premier Coffee, Jalan Andi Tonro Gowa, Sabtu (20/02/21). 

Dengan mengusung tema "Kondisi Demokrasi Ditengah Pandemi Covid-19" menghadirkan narasumber hebat diantaranya Andi Nurul Abidah Ramli, Ilham Dermawan dan Ancik Yunarto.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ketua Umum SAKTI, Nur Ikram Nika mengatakan bahwa perlu didiskusikan lebih jauh terkait demokrasi dimasa pandemi covid-19 sangat hangat dibicarakan.

"Hadirnya forum-forum diskusi seperti ini dapat mengapresiasi kreatifitas mahasiswa agar progresif dimasa pandemi covid-19 yang dimana kita di bungkam oleh kebijakan-kebijakan pemerintah," ucapnya.

Sementara itu, Ketua HMI Korkom Tamalate, Ilham Dermawan mengatakan bahwa Demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat. 

"Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan untuk berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Namun, implementasi pada demokrasi hari ini ialah sistem yang di gunakan Antonim dari demokrasi ialah kekuasaan elit dan pemilik modal," ungkap Ilham Dermawan.

Selain itu, Andi Nurul Abidah Ramli, Pemerhati Kesehatan dan Aktivis Perempuan SulSel mengatakan bahwa Kondisi pandemi covid-19 mengancam krisis politik melalui kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah sehingga membatasi hak asasi manusia, seperti misalnya yang hangat di perbincangkan UU UTE dan UU kesehatan. 

"Kemudian masyarakat seharusnya mengontrol kebijakan pemerintah agar efektif tanpa ada yang dikesampingkan terutama spirit ekonomi," ujarnya.

Berbeda dengan itu, Sekertaris Jendral GRD KS Yaspim, Ancik Yunarto menyampaikan bahwa sejarah lahirnya demokrasi berawal dari kaum intelektual pada masa itu yang mempelopori lahirnya sumpah pemuda. Kemudian demokrasi berkembang sampai hari ini tak tau arahnya kemana dan apa hakikatnya. 

"Jadi, mahasiswa seharusnya memiliki kesadaran moral sebagai basis awal untuk memperbaiki demokrasi kedepannya. Karena sampai hari ini kita belum menemukan seperti apa demokrasi pada dirinya," tutup Ancik Yunarto.

(Haeril)

Sebelumnya
Selanjutnya