Kamis, 04 Februari 2021

Soroti Pembangunan Bumi Perkemahan, Ketua SEMMI Sinjai Duga Dipolitisir


SINJAI, KNEWS - Terkait dengan polemik pembangunan Tahura Abdul Latif Desa Batu Belerang, Kecamatan Sinjai Borong yang masih  saja terus bergulir sampai saat ini, yang menimbulkan banyak komentar dari berbagai pihak.

Komentar-komentar tersebut berasal dari kalangan masyarakat, mahasiswa hingga akademisi, yakni Muhlis Hajar Adiputra, akademisi senior Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSI). 

Muhlis menuturkan bahwa seharusnya Pemerintah dan Aliansi Tahura Menggugat (ATM) duduk bersama dalam mencari solusi terbaik dengan cara berdialog.

“Kalau dijadikan sebagai bumi perkemahan itu memang tidak sesuai dengan peruntukannya, tingkat resiko perjalanan ke sana itu tinggi, baik keatas maupun pulangnya dan juga kalau dibangun jalur sepeda, itu kan hanya untuk segelintir orang saja,” jelasnya. Rabu (03/02/2021) Kemarin

Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa pembangunan seperti itu perlu dianalisis bukan hanya sekedar membangun saja.

“Saya memandang tidak layak Tahura dijadikan bumi perkemahan apalagi membuat jalur sepeda karena disana itu adalah daerah penyangga yang kanan kirinya merupakan sumber mata air yang perlu dijaga dengan tentunya pembangunannya boleh saja namun bersifat ekologis,” imbuhnya. Dilansir di SJ .

Menanggapi hal tersebut , Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sinjai Yusri, menuturkan bahwa pembangunan Tahura terlalu dipolitisir oleh pemerintah daerah, sehingga cenderung mengabaikan kajian-kajian ilmiah terkait fungsi ekologis. Respon terhadap penolakan juga mengabaikan upaya penyelesaian konflik yang bertanggung jawab bahkan cenderung menimbulkan konflik horizontal.

"Sebagai mahasiswa yang mencintai daerah setempat, saya merasa oknum yang mendukung pembangunan bumi perkemahan dan trek sepeda itu keliru, atau belum memahami substansi dari kawasan konservasi, sehingga dapat menimbulkan persepsi bahwa dukungan tersebut entah sesuai nurani mereka atau justru diolah oleh kekuasaan," tuturnya 

Pembangunan itu dimana-mana demi kesejahteraan masyarakat. Hanya saja, bagi Yusri, mengutamakan lingkungan adalah mutlak untuk kehidupan berkelanjutan.

"Mendukung pembangunan bumi perkemahan dan trek sepeda adalah hal yang biasa, berbeda pendapat itu lumrah tapi saya pikir perlu direnungkan kembali sebab bumi ini adalah rumah bersama mahkluk ciptaan Allah,” beber Yusri. Kamis, (4/2/2021)

(Ril/Akila)

Sebelumnya
Selanjutnya