Rabu, 08 September 2021

OPINI : Ilmu Mistik Pengaruhi Psikologis Ibu dan Berujung Kekerasan Terhadap Anak

OPINI, KNEWS - Ilmu hitam atau ilmu mistik kerap membawa manusia kepada ritual yang irrasional. Dalam banyak peristiwa pelaku/penganut ilmu hitam sering memeroleh bisikan-bisikan halusinasi untuk melakukan sesuatu sebagai tumbal atau konsekuensi ilmu yang dimilikinya. Tentu dengan keadaan seperti ini akan sangat memengaruhi kondisi psikologis - kesehatan mental dan mengganggu perilaku kehidupan sosial. 

Keadaan inilah yang terjadi di Sulawesi Selatan, tepatnya di Malino, Kabupaten Gowa. Seorang ibu tua yang mencongkel mata kanan anak perempuannya yang masih berusia 6 tahun. Perbuatan keji ini dilakukan akibat sang ibu yang ternyata menganut aliran ilmu hitam sering mendapatkan bisikan halus. Selain ayah dan ibu kandung korban, tersangka lain yang terlibat adalah paman dan kakek korban. Keempatnya memang sejak lama telah menganut aliran sesat dan seringkali melakukan ritual aneh, berdasarkan keterangan keluarga dan masyarakat setempat.

Terbongkarnya kejadian bermula pada saat paman korban sedang duduk di teras rumah korban tiba-tiba mendengar suara tangisan anak. Pada saat masuk ke dalam rumah, sang paman mendapati sang ibu sedang mencungkil mata kanan sang anak. Sang paman pun segera membawa korban ke RSUD Syech Yusuf, Sungguminasa, Gowa bersama anggota Bhabinkamtibnas. Saat ini beberapa pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka sementara sisanya menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS DADI Makassar, sedangkan kondisi terakhir korban sudah mulai membaik seusai mendapat perawatan dan menjalani operasi mata pada Senin, 6 September kemarin. 

Kepercayaan terhadap takhayul dan nilai-nilai mistis ini memang masih kuat berakar di sebagian masyarakat kita di Indonesia, khususnya di pedesaan. Beberapa waktu lalu juga masyarakat Indonesia digegerkan dengan dugaan adanya babi ngepet yang terjadi di Depok, meskipun pada akhirnya berita ini hanya hoaks. Kelompok masyarakat ini meyakini bahwa hal-hal mistis masih memiliki keterkaitan dengan kehidupan manusia. Namun sayangnya, kepercayaan ini seringkali membuat individu melakukan ritual aneh di luar nalar hingga berujung pada kekerasan bahkan pembunuhan yang menelan korban. Kepercayaan terhadap ilmu hitam ini biasanya didorong oleh keinginan untuk menjadi kaya, terpandang, memiliki kharisma, serta ilmu kekebalan. 

Penyebab individu cenderung mempercayai hal yang gaib bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi karena suatu alasan, nilai dan budaya yang dianut, pengalaman, dan kemampuan berpikir yang kurang kritis. Misalnya, kepercayaan di beberapa tempat bahwa anak yang lahir pada tanggal 29 Februari yang terjadi dalam empat tahun sekali akan memiliki keistimewaan dibanding manusia lain. Nilai dan budaya yang secara turun temurun dipraktikkan dalam lingkungan masyarakat tertentu juga banyak memiliki keterkaitan dengan ilmu magis atau supranatural. Beberapa suku di Indonesia dipercaya memiliki kekuatan ilmu hitam yang tinggi dan terkenal dengan ilmu santetnya seperti suku Dayak di Kalimantan dan suku Kajang di Sulawesi Selatan. Praktik perdukunan memang tidak lepas dari adat atau nilai tradisi dalam masyarakat setempat dam telah diwariskan secara turun temurun. Seiring berkembangnya zaman, khususnya di bidang teknologi dan informasi, beberapa takhayul atau praktik perdukunan juga mulai ditinggalkan, namun pada beberapa kelompok adat atau masyarakat, hal tersebut masih melekat dan tetap dijaga. 

Selain faktor eksternal seperti nilai dan tradisi, kepercayaan terhadap hal gaib juga bisa berasal dari faktor internal. Pengalaman individu sejak kecil yang seringkali mendengarkan takhayul dari orangtuanya bisa menimbulkan kepercayaan terhadap hal gaib tersebut ketika besar. Meskipun hal ini bisa jadi terkikis seiring dengan perkembangan pola pikir dan pendidikan yang diperoleh oleh si anak ketika tumbuh dewasa. Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa individu yang tetap mempercayai takhayul hingga dewasa dan kembali menurunkan kepada anaknya. Penyebab lain kecenderungan orang mudah terjerumus dalam ilmu hitam adalah kemampuan berpikir dan bertindak yang kurang. Individu ini cenderung ingin mengetahui informasi tanpa usaha untuk mencari bukti ilmiah atau konkret sehingga cenderung mengaitkan dengan takhayul. Selain itu, kecenderungan individu untuk memperoleh apa yang diinginkan seperti kekayaan atau kekebalan tanpa usaha atau kerja keras sehingga mereka tidak berpikir panjang dan hanya mengandalkan ilmu hitam dengan ritual-ritual yang terkadang di luar akal sehat. 

Kejadian di Gowa ini memberikan kita pelajaran dan pengingat bahwa hendaknya kita saling mengingatkan satu sama lain terkait hal-hal yang tidak wajar apalagi sampai membahayakan orang lain. Kita perlu lebih meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar sehingga bisa mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Peran masyarakat dan aparat tentu sangat berguna, termasuk dalam kasus ini. Korban yang saat ini masih sangat kecil, harus menanggung derita akibat ulah orangtuanya yang tidak memiliki belas kasihan. Kinerja polisi perlu kita acungi jempol karena dengan kesigapan dan sikap yang responsif, kasus ini dapat tertangani dengan baik. Selain itu, aparat kepolisian juga mampu memberikan perlindungan kepada korban khususnya selama dirawat di rumah sakit. Semoga dari kejadian ini, kita semua bisa bercermin dan mengambil pelajaran untuk bertindak lebih logis dan mempertimbangkan akibat dari setiap perbuatan kita. 

Kabid Humas Polda sul-sel Kombes Pol. E. Zulpan, S.I.K., M.Si menyebutkan bahwa kejadian ini akan tetap dibawa ke ranah hukum bagi pelakunya dan mereka akan tetap diproses dengan seadil-adilnya.

Penulis : Ahmad Razak 
(Dosen Psikologi UNM)

Tulisan tanggung jawab penuh penulis

Sebelumnya
Selanjutnya