Sunday, August 16, 2020

Perayaan Yang Berulang, Pemuda Apa Kabar?

                    Sutarman.,S.H

OPINI, KNEWS - 17 Agustus 1945 merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia, dalam proses mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Sekaligus sebagai penegas kepada khalayak dunia bahwa, negara Indonesia adalah negara independen yang berhak dan berwenang untuk menentukan nasib dan arah bangsa serta tanah airnya sendiri

Kemerdekaan tersebut tidak terlepas dari peran serta pemuda masa itu. Dengan jiwa dan semangat juang yang membara telah menimbulkan perdebatan dan perbedaan pandangan antara golongan muda dengan golongan tua. Pemuda dengan semangat barani na tojeng menginginkan kemerdekaan Indonesia dijalankan dengan cara yang revolusioner. Golongan muda yang bersifat agresif-progresif bergerak dengan "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.  

Dibalik semangat kaum muda tersebut tersimpan kepentingan politik yang produktif, yaitu menyatukan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sekaligus sebagai bukti bahwa, proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil pemberian Jepang melainkan hasil jerih payah dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Pemuda Masa Kini ! 

Diusia 75 tahun Indonesia merdeka, tantangan dan hambatan pemuda kian hari makin menantang. Krisis eksistensi, krisis mental, degradasi moral, radikalisme, antisosial, krisis jati diri, merupakan wajah pemuda masa kini. Sebagian besar pemuda terjebak dalam kehidupan serba instant dan hedonis yang kemudian melahirkan generasi pemuda kuttu dan pagolla. Mereka tidak lagi berpikir tentang bagaimana membangun bangsa dan menciptakan demokrasi pro-kerakyatan melainkan berjiwa konsumerisme dunia hedonis. Inilah virus terbesar yang sedang mejangkiti pemuda.

"Sejarah dunia adalah sejarah orang muda, jika angkatan muda mati rasa, maka matilah suatu bangsa." (Pramoedya Ananta Toer). Pemuda telah kehilangan ruh pergerakannya. Pemuda terjebak dalam politik identitas yang mematikan semangat nasionalismenya. Pemuda kadang kala diam ketika ketidakadilan dan kesenjangan terjadi di Negara ini. Pemuda terpecah belah oleh  isu hegomoni, kapitalisme, kekuasaan dan rasis.

Degradasi peran sosial inilah yang seharusnya dibenahi oleh pemuda Indonesia, tidak hanya didiskusikan tapi perlu pembuktian untuk ke arah yang lebih baik.
 
 Pemuda Harapan Bangsa.
Melihat situasi dan kondisi tersebut maka, peran reaktif pemuda saat ini sangat dibutuhkan. Sebab pemuda merupakan pewaris peradaban dan ditangan pemudalah masa depan suatu bangsa diletakkan.
Sudah saatnya pemuda menempatkan diri sebagai pemimpin perubahan. Pemuda harus meletakkan cita-cita dan masa depan bangsa pada cita cita perjuangannya dalam satu gerak langkah yang terarah, terpadu dan berkesinambungan.

Olehnya itu, melalui wadah kepemudaan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kecamatan Kajang dengan semangat Lambusu-Gattang-Sabbara-Nappiso’na diharapkan mampu menjadi pilar penggerak sekaligus sentral ide dan gagasan konstruktif demi kepentingan bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.

Penulis : Sutarman.,S.H
(Ketua DPK KNPI Kajang)

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis *

Sebelumnya
Selanjutnya