Sabtu, 22 Agustus 2020

Semarak Kemerdekaan, HMPI Adakan Webinar Bertukar Pengalaman Kuliah di Luar Negeri

JAKARTA, KNEWS - Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 dengan Webinar Virtual melalui aplikasi zoom, Sabtu (22/08/20).

Acara dengan berbagai gagasan ini dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana Indonesia dari berbagai benua yang di moderator Delfi V. Paramita selaku Co Founder Beesa.

Turut hadir Juru Bicara Presiden RI, M. Fadjroel Rachman yang mengapresiasi webinar tersebut dan menjelaskan bahwa pembangunan SDM merupakan salah satu pancakerja Presiden selain dari program inti lainnya.

"Dalam strategi pembangunan manusia, saat ini kita berfokus pada layanan dasar dan perlindungan sosial, produktivitas, dan pembangunan,"Kata Fajrul Jubir Presiden yang juga pendiri HMPI.

Pembicara lainnya berfokus pada sharing pengalaman kuliah pascasarjana di luar negeri. Dhafi Iskandar misalnya bercerita pengalamannya di Paris yang sangat menarik terkait karakter dan budaya riset di sana. Dia mengatakan, dalam banyak hal, kita perlu berprinsip bahwa susah itu iya, tapi mustahil itu tidak Artinya, kesulitan dalam menempuh kuliah atau kontribusi bagi bangsa itu pasti ada kesulitannya tapi ada saja jalan terang yang memungkinkan kita mencapainya. 

Imam Wierawansyah Eltara yang kuliah di Portugal bercerita beberapa terkait keterampilan yang perlu dimiliki dalam industri masa depan, yaitu memecahkan masalah yang kompleks (complex problem solving), keterampilan sosial (social skill), keterampilan dalam proses (process skill), keterampilan dalam sistem (system skill), dan kemampuan kognitif (cognitive abilities).   

Sementara itu, Unaesah Rahmah dari Singapura bercerita tentang hak perempuan secara individual, ekonomi, politik, dan reproduksi.

"Saat ini kita perlu adopsi gender mainstreaming dalam berbagai konteks,"Kata peneliti di RSIS Singapura tersebut. 

Gesta F. Nurbiansyah yang kuliah di Turki menceritakan bagaimana kisah seorang B.J. Habibie yang memiliki pengetahuan luas dan jaringan pertemanan yang baik sejak berkuliah di Aachen, Jerman. Menurut Gesta, spirit seperti Pak Habibie sangat dibutuhkan oleh anak muda sekarang ini dalam memajukan bangsa. Turki, tambahnya dapat menjadi salah satu negara tujuan untuk belajar dan mengambil inspirasi. 

Dari Iran, Ismail Amin bercerita tentang meningkatnya teknologi militer Iran. Mahasiswa Indonesia yang kuliah di sana masih jarang yang mengambil jurusan umum seperti teknologi. Menurutnya, mahasiswa Indonesia juga bisa belajar ilmu umum di kampus-kampus Iran. 

Arifuddin Balla yang kuliah di Amerika Serikat juga bercerita tentang pengalamannya kuliah di Amerika dengan tetap membawa identitas sebagai orang Bugis dan membawa nama Indonesia di sana. Dia berpesan bahwa dialog yang terbuka sangat penting untuk pertemuan gagasan dan kerjasama antarbangsa.

"Perpustakaan kita di Indonesia juga sebaiknya diisi dengan buku-buku yang milenial, agar diminati oleh banyak mahasiswa,"Lanjut pengajar di salah satu kampus di Makassar. 

Backpacker Internasional Muh. Abdul Aziz Nawawi bercerita soal pentingnya kemampuan literasi anak bangsa kita. Dia mengatakan bahwa tiap umur kita harus ada perkembangan, jangan sampai di umu tertentu kita tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.

"Memiliki karakter berbelas kasih juga sangat penting di masa pandemi,"Tambah Aziz yang dikenal dengan brand "Santri Mendunia" tersebut. 

Pembicara lainnya, Yanuardi Syukur yang juga Presiden Rumah Produktif Indonesia memberikan akronim HMPI yang menarik sebagai akronim karakter pemuda terpelajar Indonesia, yaitu Humanis, Merdeka, Produktif, dan Inspiratif. Menurut Kandidat Doktor Antropologi FISIP UI tersebut, Indonesia butuh karakter pemuda yang kuat, dan akronim tersebut sangat relevan untuk kita semua. 

Di akhir acara, Ketua Umum DPP HMPI Andi Fajar Asti menjelaskan bahwa HMPI terus berkontribusi untuk bangsa Indonesia lewat kolaborasi mahasiswa pascasarjana dengan para pihak. Salah satunya lewat riset HMPI terkait kesiapan masyarakat pesisir untuk menyongsong ibu kota negara yang disambut positif oleh Jubir Presiden. Setelah webinar dia akan mendiskusikan dengan Jubir Presiden terkait kolaborasi riset antara tim riset kepresidenan dengan HMPI terkait pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. (Red/Pensa)

Sebelumnya
Selanjutnya