Kamis, 10 September 2020

Bro Rivai Bicara Ketahanan Nasional Di Lemhanas RI


MAKASSAR, KNEWS - Abdul Rivai Ras, Pakar Ketahanan Nasional Universitas Indonesia menjadi salah satu Pembicara pada Seminar Nasional Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI). Kamis (10/09/20)

Seminar Nasional yang bertema “Mencari Kesepahaman Konsep Ketahanan Nasional” diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada pukul 09:00 – selesai.

Abdul Rivai Ras pada Seminar Nasional tersebut memberikan materi terkait Konsep Ketahanan Nasional sebagai Disiplin Kelima atau The Fifth Discipline, suatu tinjauan paradigmatik dalam pendekatan revolusioner.

Menurutnya, Kajian Ketahanan Nasional mengalami kemajuan pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Scientific Knowledge) dan peradaban Dunia (Civilized World).

“Meskipun kajian tersebut relative baru, dan berkembang di Indonesia, namun kajian ini sesungguhnya mempunyai kesetaraan dengan kajian – kajian yang dikembangkan oleh sejumlah negara di dunia berdasarkan pendekatan interdisiplin,” ujarnya

Adapun upaya pengembangan kajian ketahanan nasional tidak terlepas dari cara berpikir paradigmatik sebagai sebuah kerangka kerja intelektual (intellectual framework) yang menstrukturkan satu pemikiran tentang seperangkat fenomena. Karena itu, ketahanan nasional dapat dilihat dalam lima disiplin kekinian yakni, people, economics, governance, security, dan development.

Seperti dipahami bahwa paradigma dalam studi ini juga menawarkan model tertentu dalam melihat realitas atau bagaimana dunia memandang peristiwa – peristiwa yang terjadi secara empirik. Kajian ketahanan nasional dapat dipandang sebagai fenomena sosial dan politik yang dihubungkan dengan teori yang dikembangkan berdasarkan pengalaman empirik. 

Secara ilmiah dalam memahami kajian ketahanan nasional harus berbasis pada suatu kajian yang bersifat interdisiplin dengan suatu paradigma yang mampu merespon perkembangan lingkungan strategis. 

“Paradigma ketahanan nasional bukan berarti hanya berlaku domestik dan eksklusif, tetapi ketahanan nasional dapat dilihat sebagai kajian yang berlaku secara universal dan dapat diterapkan di semua negara di dunia,” kuncinya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa transformasi paradigmatik menjadi penting karena menjadi suatu keniscayaan untuk tumbuh dan berkembangnya kajian ketahanan nasional sebagai kajian strategik  yang merujuk pada ilmu – ilmu  yang berkorelasi pada urusan tata kelola pemerintahan yang baik. 

“Untuk itu ke depan konsep ketahanan nasional tidak sekedar dapat menjadi sebuah strategi tetapi harus menjadi sebuah Ilmu yang memiliki output “state stability dan state performance” di era demokrasi saat ini,” tutupnya.

Seminar Nasional ini dibuka oleh Gubernur Lemhannas RI, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo didampingi, Wagub Lemhannas, Sektama, dan Deputi Pengkajian Stratejik. Sementara para pembicara antara lain Prof Armaydi Armawi dari UGM, Prof. Dr. Dadan Umar Daehani, DEA Lemhannas, Dr. Arthur Josias Simon, Dr. Margaretha Hanita dari UI, dan Dr. Abdul Rivai Ras. Kegiatan ini dikuti lebih 200 peserta dari berbagai elemen baik praktisi, birokrat maupun akademisi.

(Red)

Sebelumnya
Selanjutnya