Senin, 26 Oktober 2020

Mengoptimalkan Mindset Pemuda di Hari Sumpah Pemuda


OPINI, KNEWS - Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 adalah hari dimana pemuda pada zaman itu bertekad untuk sebuah cita cita persatuan bangsa. Cita cita tersebut tercetus dalam isi sumpah pemuda yakni, bertanah air satu yaitu tanah indonesia, bangsa satu yaitu bangsa indonesia, dan berbahasa satu yaitu bahasa indonesia’.

Hari bersejarah ini adalah hari yang sangat berarti dan bermakna bagi keberadaan para pemuda indonesia di setiap zamannya. Bagaimana tidak?? Bayangkan saja pada zaman itu, bangsa indonesia dalam keadaan terjajah oleh bangsa lain, yang artinya menurut saya, sedikit sekali kesempatan untuk mengangkat cita cita persatuan 
demi kemerdekaan.

Hingga pada akhirnya, dengan perjuangan yang penuh dengan semangat dan kerja 
keras masyarakat indonesia berhasil memeluk kemenangan yang kerap disebut Merdeka pada 17
Agustus 1945.

Tapi sayang, tidak sedikit dari banyaknya pemuda di indonesia tak lagi mengamalkan dan menjalankan sumpah yang mereka lantumkan disetiap tanggal 28 oktober. Melihat kejadian yang sering terjadi tentu 
didominasi oleh moral yang kurang terpuji. 

Dimana sering kita jumpai pelaku kriminal itu sendiri adalah pemuda. Seperti kasus menebar kebencian, kasus tawuran antar pelajar, kasus pembuangan bayi, dan 
lain sebagainya.

Berdasarkan kenyataan itu, krisis moralitas merupakan penyakit yang kita alami saat ini. Tak hanya itu, persatuan yang merupakan cita cita pemuda saat ini sangat ditinggal jauh dan kurang di minati. 

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor teknologi. Kehadiran teknologi sering di artikan salah oleh pemuda masa kini. Contohnya salah dalam 
menggunakan media sosial seperti memprovokasi, menghujat, menghina, dan menebar kebencian.

Problema seperti ini sangat memicu persatuan yang menjadi cita cita pemuda dan juga dapat mengakibatkan perpecahan bangsa.

Di era sekarang ini, kita ketahui bahwa indonesia telah tumbuh menjadi negara dengan peningkatan yang luar biasa. Maka dari itu, kita sebagai pemuda penerus bangsa harus berusaha menampakkan 
peran kita dalam mengembangkan bangsa kita ini.

Sebab pemuda dalam konteks kehidupan 
bermasyarakat mempunyai peran yang sangat penting dan strategis. Penting dalam arti sebagai promotor atau penggerak bagi suatu perubahan positif, seperti halnya penggerak bagi semngat gotong royong, semangat persatuan dan semangat pengabdian.

Saya sebagai salah satu generasi muda berharap, semoga pemuda khususnya di jaman milenial ini dapat mengembangkan pola pikirnya untuk tetap berkreasi dan tetap menjaga komunikasi dalam membangun sebuah relasi di era revolusi ini. 

Sebab imajinasi tanpa aksi dan kolaborasi hanya akan mejadi halusinasi.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi??
Kalau bukan kita, siapa lagi??

Penulis : Aidil Fitriansyah
(Pemuda Desa Saohiring)

*Tulisan tanggungjawab penuh penulis*

Sebelumnya
Selanjutnya