Kamis, 05 November 2020

Dosen UNISMUH Beri Penyuluhan dan Pendampingan Reboisasi

 
JENEPONTO, KNEWS - Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang terdiri dari Wira Yustika R, Dian Safitri, Rahmatia Thahir, dan Nurul Magfirah, berhasil laksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema "Penyuluhan dan Pendampingan Reboisasi Sebagai Penanganan Dampak Abrasi Akibat Pembukaan Tambak Garam" di Pallengu Kabupaten Jeneponto, Kamis (05/11/2020).

Kegiatan diselenggarakan oleh Unismuh Makassar melalui lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP3M) terlaksana dengan baik dan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan dengan membagikan masker kepada para petani garam sebagai peserta penyuluhan dan pendampingan, membagikan handsanitizer serta dilakukan pengecekan suhu kepada para peserta.

Dian Safitri mengatakan bahwa daerah pesisir pantai di Pallengu Kabupaten Jeneponto telah mengalami abrasi.

"Pesisir pantai di Pallengu Kabupaten Jeneponto telah mengalami abrasi, hal ini diperlihatkan dari kondisi pesisir pantai yang sudah parah karena tidak ada lagi mangrove yang berfungsi sebagai barier dan ketika terjadi pasang, air laut dengan mudah naik ke daratan," ungkapnya

Para petani garam melakukan pembukaan lahan tambak garam hingga ke bibir pantai tanpa disertai dengan adanya reboisasi mangrove sehingga dapat menyebabkan terjadinya abrasi pantai. Tingginya minat masyarakat di Pallengu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto untuk menjadi petani garam, merupakan alasan bagi mereka untuk membuka lahan tambak garam seluas-luasnya. Oleh sebab itu dibutuhkan oleh masyarakat khususnya petani garam tentang penyuluhan dampak abrasi pantai dan reboisasi mangrove di sekitar pesisir pantai.

Meskipun kegiatan ini dijalankan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan tetapi para petani garam sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan dan pendampingan dari awal sampai akhir kegiatan. 

Para peserta mendapatkan pengetahuan baru dalam melakukan reboisasi sebagai salah satu cara dalam mengatasi dampak abrasi pantai. Setelah mereka mengetahui bahaya pembukaan lahan tambak garam dengan melakukan penebangan mangrove, mereka tidak mau lagi melakukan hal tersebut. Justru para petani sepakat untuk melakukan reboisasi pada daerah pesisir pantai yang berpotensi terjadi abrasi.

(Ril/RA)

Sebelumnya
Selanjutnya