Selasa, 22 Desember 2020

Sekolah Tatap Muka Mulai Januari 2021, Apakah Ini Wacana Bapak Mentri Saja?


OPINI, KNEWS - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan terkait sekolah tatap muka di tengah pandemi. Nadiem kini memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah mulai 2020/2021.

"Pemerintah pada hari ini melakukan penyesuaian kebijakan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah, kanwil atau kantor Kemenag untuk menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di bawah kewenangannya," kata Nadiem Makarim dalam siaran YouTube Kemendikbud RI, Jumat (20/11/2020).

Nadiem menyebut pihaknya sudah mengevaluasi hasil SKB empat menteri sebelumnya. Nadiem melihat situasi hari ini bahwa hanya 13 persen sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka dan sebesar 87 persen masih belajar dari rumah. Nadiem menegaskan sekolah pembelajaran jarak jauh atau PJJ punya dampak negatif terhadap siswa maupun orang tua. Dampak itu termasuk psikososial.

"Mulai Januari 2021, ada tiga pihak yang menentukan apakah sekolah itu boleh dibuka atau tidak. Yang pertama adalah pemdanya sendiri, pemda atau dalam situasi yang lain kanwil atau kantor Kemenag," ucap Nadiem.

Nadiem menyebut pemberian izin pembelajaran tatap muka bisa dilakukan serentak maupun bertahap, tergantung kesiapan masing-masing daerah dan berdasarkan diskresi maupun evaluasi kepala daerah. Sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka harus melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat.

"Kebijakan ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021. Jadinya bulan Januari 2021. Jadi daerah dan sekolah diharapkan dari sekarang, kalau siap melakukan tatap muka, harus segera meningkatkan kesiapannya melaksanakan ini dari sekarang sampai akhir tahun," sebut Nadiem.

Nadiem menyebut pembelajaran tatap muka ini sifatnya diperbolehkan, bukan wajib. Keputusan ada di tiga pihak yakni pemerintah daerah, kepala sekolah dan orang tua.

"Perbedaan besar ini dari SKB sebelumnya adalah peta zonasi risiko dari Satgas COVID tidak lagi menentukan pemberian izin pembelajaran tatap muka, tapi pemda yang akan menentukan sehingga mereka bisa memilah daerah-daerah dengan cara yang lebih granular, lebih mendetail," tegas Nadiem.

”Saat ini kita yang masi mengeyam pendidikan pasti akan merasa senang jika sekolah kembali di buka karena pengaruh dari belajar online sangatlah berbeda dengan belajar tatap muka”

Kita perlu ketahui bahwa ketika sekolah kembali di buka maka pembelajaran akan terasa merata di negeri ini dikarenakan tidak ada lagi keluhan bahwa keterbatasan jaringan dan susahnya akses jaringan di daerah tertentu yang ada di negeri ini, serta mengurangi resiko bagi mereka yang masih mengenyam pendidikan dikarenakan belajar online yang mereka yang tinggal di pelosok harus naik ke gunung agar bisa belajar dikarenakan keterbatasan jaringan.

Serta saat sekolah dan kampus kembali di buka januari banyak danpak positif yang mungkin diterimah siswa, serta proses belajar mengajar akan memberikan efek yang nbaik bagi siswa, teteapi semoga pemerintah darah mengisinkan agar sekolah dapat di buka kembali, agar harapan kami sebagai salah satu yang masi menepuh pendidikan dapat kembali ke proses belajar seperti dulu sebelum adanya pandemi ini.

Menurut bapak mentri mendikbud, ini sifatnya tidak wajib, tergantung dari pemerintah daerah, kepela sekolah, serta para orang tua, dalam hal ini mungkin orang tua dan kepala sekolah pasti sangat mendukung dikarenakan banyak efek negative yang ditimbulkan contohnya saja, anak jadi lebih malas, dampak psikologis anak juga, serta resiko saat belajar secara online dikarenakan paktor mencari jaringan.

Memang perlu untuk membuka sekolah kembali secepatnya dikarenakan agar pendidikan moral bagi anak-anak itu dapat berjalan baik di sekolah, karena kita lihat saja saat in banyak anak-anak yang mulai melawan orang tua saat kehabisan kuota internet, serta banyak anak-anak yang malas belajar dan lebih memilih untuk bermain game online. Dan semoga pandemi ini segera berakhir agar kita semua dari lapisan masyarakat, khususnya untuk yang masi mengenyam pendidikan entah itu masi di bangku sekolah, atau di dunia kampus dapat kembali melakukan aktifitas normal seperti biasanya lagi.

”jadi semoga saja januari mendatang sekolah, dan kampus dapat di buka lagi, dan semoga ini bukan sekedar wacana yang di sampaikan oleh bapak mentri pendidikan dan kebudayaan”.

Penulis : Herni 
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN)


Sebelumnya
Selanjutnya