Senin, 23 November 2020

Digitalisasi Seks


OPINI, KNEWS - Perkembangan informasi digital khususnya dan realitas virtual telah mengubah corak pandang hidup masyarkat, termaksud pandangan seks dan seksualitas, seks adalah aktivitas di ruang pribadi dengan segala kerahasiaan kini menjadi bagian ruang publik, dengan segala permasalahannya.

Seks adalah sebuah tindakan dan pengalaman primordial manusia, yang ada bersama dengan kelahiran manusia pertama. Selain itu, pemahaman dan pengalaman seks berkembang sebagai bagian dinamika kebudayaan. Tindakan seks sebagai satu dari cara-cara utama untuk mengembangkan geng.

Seks yang sebelumnya melekat dengan aturan kebiasaan, dan kode etik bahkan kode sosial, kini tercabut dari kehidupan masyarkat era modern. Seks merupakan cara reproduksi gen manusia, kini telah berbalik dari fungsinya tersebut. Aktivitas seks tidak dapat dipisahkan dari tubuh biologis, sekarang telah tercabut dari tubuh, berupa hubungan seks yang tanpa tubuh, dalam virtual sosok tubuh tampak seakan-akan nyata dan seseorang mendapatkan sensasi seksual melakukan interkasi dengan bersuara tiruan untuk mendapatkan sensasi yang lebih mendekati realitas.

Rheingold menggambarkan teledildonik sebagai relasi seks dimasa depan, berupa seks jarak jaub, yang melalui kemampuan teknologi informasi digital mutakhir mampu menghasilkan sensasi dan kepuasaan seks yang melampui apa yang dapat dicapai melalui seks alamiah.

Digitalisasi seks adalah kondisi ketika seks di antara manusia kini memasuki ruang jejaring abstrak informasi digital, yang didalamnya hubungan intim, yang sebelumnya dibangun dalam kedekatan jarak spesial, sekarang dilakukan dalam jarak jauh, seks digital berupa hubungan seks secara virtual yaitu citra tubuh artifisial yang dikonstruk oleh media, baik berupa citra bintang film tetkenal atau sosok fantasi, seks secara virtual hadir berupa simulasi tubuh yaitu tubuh yang dikonstruksi mengunakan rekayasa imaji.

Digitalisasi tubuh dan seks membentangkan sebuah ruang seksualitas, yang didalamnya telah berkembang sedemikian rupa, sehingga melampaui seks alamiah. Seks tak lagi nyata karena ia tidak saja dilakukan sentuhan langsung, akan tetapi seks yang bersifat virtual.

Seks dalam keberanjakan yang dimediasi teknologi tentunya akan mengubah apa yang selama ini ingin dicapai melalui seks, yaitu kepuasaan seksualitas, Hubungan yang dimediasi oleh aneka media representasi khususnya media informasi digital. Informasi digital tidak lagi sekedar medium, melainkan sebagai objek kesenangan seks dewasa ini.

Dalam tubuh virtual, pandangan terpisah dari pengalaman sentuhan langsung, sensasi tercabut dari objek nyata.

Penulis: Mujahidn
(Hmi komisariat adab dan humaniora)

*Tulisan tanggungjawab penuh penulis*

Sebelumnya
Selanjutnya